#

Wajah Dalam Mimpi

Fiksi

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Lestari, V. (Pengarang)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Gramedia, 1985

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

332 halaman ; 18 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa pelantara

Penyimpanan Media

lembar

ISBN

-

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Fiksi (tidak dijelaskan secara khusus)

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

kisah ini bercerita seorang pria bernama yang memiliki uang banyak. Itu diambilnya dari tas Giman yang mati dalam kecelakaan kereta api. Lalu Arif berangan angan untuk berwiraswasta, memperbaiki kehidupanya sendiri. Tapi angan angan itu tak mudah diwujudkan. Nuraninya terganggu. Ternyata, uang itu bukanlah milik Giman, melainkan diduga berasal dari harta Tuan Benny, majikan Giman, yang tewas terbunuh di rumahnya. Giman dicurigai sebagai pembunuhnya. Tapi tidak ada saksi yang melihat. Tampaknya, Giman tetap akan meninggalkan sebutan sebagai pembunuh dan perampok. Memang ada pihak yang menghendaki keadaan seperti itu. Biarlah Giman saja yang dituduh sebagai pembunuh. Dia toh orang kecil dan sudah mati pula. Tapi, ada pihak lain yang bertekad untuk membuktikan kebalikannya. Dia adalah Hermin.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00000000322 P.77.1902 PDS HB Jassin
Perpustakaan Pusat
PDS HB Jassin Lt.7 - Ruang Koleksi lantai 7 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000000088
005 20240715092907
035 # # $a 0010-0724000088
007 ta
008 240715################g##########1#ind##
082 # # $a 741.5 [23]
084 # # $a P.77.1902
245 1 # $a Wajah dalam mimpi /$c V. Lestari
300 # # $a 332 halaman ; $c 18 cm
600 # 4 $a Lestari, V.
264 # # $a Jakarta :$b Gramedia,$c 1985
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa pelantara$2 rdamedia
338 # # $a lembar$2 rdacarrier
100 0 # $a Lestari, V.$e Pengarang
520 # # $a kisah ini bercerita seorang pria bernama yang memiliki uang banyak. Itu diambilnya dari tas Giman yang mati dalam kecelakaan kereta api. Lalu Arif berangan angan untuk berwiraswasta, memperbaiki kehidupanya sendiri. Tapi angan angan itu tak mudah diwujudkan. Nuraninya terganggu. Ternyata, uang itu bukanlah milik Giman, melainkan diduga berasal dari harta Tuan Benny, majikan Giman, yang tewas terbunuh di rumahnya. Giman dicurigai sebagai pembunuhnya. Tapi tidak ada saksi yang melihat. Tampaknya, Giman tetap akan meninggalkan sebutan sebagai pembunuh dan perampok. Memang ada pihak yang menghendaki keadaan seperti itu. Biarlah Giman saja yang dituduh sebagai pembunuh. Dia toh orang kecil dan sudah mati pula. Tapi, ada pihak lain yang bertekad untuk membuktikan kebalikannya. Dia adalah Hermin.
650 # 4 $a fiksi
990 # # $a PDS020432-01