Sebuah buku berjudul "Ekspedisi Cemara" cetakan pertama karya Djauhar Arifin terbitan CV. Rosda Bandung, : Sebagai tanda terima kasih, seorang pelaut tua mem-berikan sebuah peta kepada Dody. Peta itu menunjukkan tempat dipendamnya sejumlah harta peninggalan keluarga Doorman, bekas pemilik perkebunan "De Dempo" di Sumatra Selatan, yang dikubur menjelang datangnya balatentara Jepang. Itulah yang menyebabkan petualangan Ini terjadi. Segera Dody dan kawan-kawannya membentuk tim "Ekspedisi Camar" untuk mencari harta karun yang terpendam di lereng Gunung Dempo. Masalah biaya dapat dipecahkan, penunjuk jalan tersedia, segala mara-bahaya dapat dietasi. Tetapi mendapatkan harta karun, rupanya, tidak "sesukar" itu. Artinya: jauh lebih sukar. Ternyata rencana mereka sudah bocor sehingga mereka didahului orang. Maka dimulallah pengejaran. Tidak disangka bahwa ada pihak sindikat luar negeri segala yang terlibat. Sedangkan jalan amat buruk, malam harl, dan jurang mengancam di kiri-kanan jalan, silih berganti. Semen tara itu, apakah hartanya masih di Sumatra? Ataukah sudah dibawa terbang ke Jakarta?