#

Cerbung Sulandari (poni-II) Bagian 37--38

Suhendro, Eddy

Jenis Bahan

Kliping

Judul Alternatif

-

Pengarang

Eddy Suhendro (Pengarang)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Kompas, 1996

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

4 halaman : ilustrasi ; 25 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

lembar

ISBN

-

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Tidak ada kode yang sesuai

Target Pembaca

Tidak ada kode yang sesuai

Catatan

-


Abstrak

Artikel Cerbung Sulandari (poni-II) bagian 37--38, Pada bagian 37–38, Parjo digambarkan masih menangis terguguk-guguk, penuh penyesalan. Ia merasa berdosa karena telah menghantar kehidupan Karmin—yang semula diharapkan bisa menikmati kebahagiaan dan terbebas dari kemiskinan—justru dengan cepat terpuruk kembali ke penderitaan yang mendalam. Bagian ini menyoroti rasa bersalah, kesedihan, dan realitas pahit kehidupan yang tak selalu berjalan sesuai harapan. Tema penyesalan dan tragedi keluarga menjadi inti dari bagian ini, menunjukkan bagaimana keputusan atau tindakan seseorang dapat berdampak besar pada kehidupan orang lain.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00000125157 H.40.979 PDS HB Jassin
Perpustakaan Pusat
PDS HB Jassin Lt.7 - Ruang Koleksi lantai 7 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
1 Cerbung Sulandari (poni-II) bagian 37--38.pdf fiksi pdf Unduh
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000036306
005 20251219040829
035 # # $a 0010-1225001580
007 ta
008 251219################|##########|#|##
082 # # $a 813 [23]
084 # # $a H.40.979
100 0 # $a Eddy Suhendro$e Pengarang
245 1 # $a Cerbung Sulandari (poni-II) bagian 37--38 /$c Eddy Suhendro
300 # # $a 4 halaman : $b ilustrasi ; $c 25 cm
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
520 # # $a Artikel Cerbung Sulandari (poni-II) bagian 37--38, Pada bagian 37–38, Parjo digambarkan masih menangis terguguk-guguk, penuh penyesalan. Ia merasa berdosa karena telah menghantar kehidupan Karmin—yang semula diharapkan bisa menikmati kebahagiaan dan terbebas dari kemiskinan—justru dengan cepat terpuruk kembali ke penderitaan yang mendalam. Bagian ini menyoroti rasa bersalah, kesedihan, dan realitas pahit kehidupan yang tak selalu berjalan sesuai harapan. Tema penyesalan dan tragedi keluarga menjadi inti dari bagian ini, menunjukkan bagaimana keputusan atau tindakan seseorang dapat berdampak besar pada kehidupan orang lain.
600 1 4 $a Suhendro, Eddy
264 # # $a Jakarta :$b Kompas,$c 1996
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a lembar$2 rdacarrier
990 # # $a PDS010337-50