#

Cerbung Kemuning Dalam Kabut Bagian 4

Setiawan, Yati

Jenis Bahan

Kliping

Judul Alternatif

-

Pengarang

Yati Setiawan (Pengarang)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Surabaya : Jawa Pos, 1994

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

2 halaman : ilustrasi ; 25 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

lembar

ISBN

-

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Tidak ada kode yang sesuai

Target Pembaca

Tidak ada kode yang sesuai

Catatan

-


Abstrak

Artikel Cerbung kemuning dalam kabut bagian 4, Bagian 4 Kemuning dalam Kabut dibuka dengan suasana malam yang tenang dan puitis. Bulan muda memancarkan sinar putih, sementara angin musim kemarau perlahan mengibaskan sampur tokoh aku. Setelah setahun lamanya berhenti menandak, tokoh utama kembali menari, meski rasa canggung masih terasa tipis. Bagian ini menyoroti pergumulan batin tokoh aku dalam menghadapi masa lalu dan upayanya untuk berdamai dengan kerinduan yang lama terpendam. Gerak tari menjadi simbol proses penyembuhan dan keberanian untuk melangkah kembali. Suasana hening dan reflektif memperkuat tema pencarian jati diri, harapan, serta tekad untuk bangkit dari keraguan.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00000123574 H.40.979 PDS HB Jassin
Perpustakaan Pusat
PDS HB Jassin Lt.7 - Ruang Koleksi lantai 7 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000035909
005 20251214020608
035 # # $a 0010-1225001183
007 ta
008 251214################|##########|#|##
082 # # $a 813 [23]
084 # # $a H.40.979
100 0 # $a Yati Setiawan$e Pengarang
245 1 # $a Cerbung kemuning dalam kabut bagian 4 /$c Yati Setiawan
300 # # $a 2 halaman : $b ilustrasi ; $c 25 cm
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
520 # # $a Artikel Cerbung kemuning dalam kabut bagian 4, Bagian 4 Kemuning dalam Kabut dibuka dengan suasana malam yang tenang dan puitis. Bulan muda memancarkan sinar putih, sementara angin musim kemarau perlahan mengibaskan sampur tokoh aku. Setelah setahun lamanya berhenti menandak, tokoh utama kembali menari, meski rasa canggung masih terasa tipis. Bagian ini menyoroti pergumulan batin tokoh aku dalam menghadapi masa lalu dan upayanya untuk berdamai dengan kerinduan yang lama terpendam. Gerak tari menjadi simbol proses penyembuhan dan keberanian untuk melangkah kembali. Suasana hening dan reflektif memperkuat tema pencarian jati diri, harapan, serta tekad untuk bangkit dari keraguan.
600 1 4 $a Setiawan, Yati
264 # # $a Surabaya :$b Jawa Pos,$c 1994
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a lembar$2 rdacarrier
990 # # $a PDS010337-22