#

Cerpen Dalam Hujan Hijau Friedenau

Fiksi Indonesia / Triwikromo, Triyanyo

Jenis Bahan

Kliping

Judul Alternatif

-

Pengarang

Triyanto Triwikromo (Pengarang)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Kompas, 2008

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

3 halaman : ilustrasi ; 25 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

lembar

ISBN

-

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Tidak ada kode yang sesuai

Target Pembaca

Tidak ada kode yang sesuai

Catatan

-


Abstrak

Artikel Cerpen dalam hujan hijau Friedenau, Cerpen ini mengisahkan seorang wanita yang menjalani cinta tragis dan penuh pengorbanan bersama kekasihnya, Arok, di kota Berlin (Friedenau). Narator — yang mungkin adalah wanita tersebut — menuturkan kerinduannya pada Arok sambil merenungkan waktu yang semakin menipis, karena ia tahu hidupnya sudah hampir habis Di tengah hujan hijau yang melingkupi Friedenau, suasana menjadi simbolik: bukan hujan biasa, melainkan hujan penuh kenangan dan harapan yang kabur. Ia berbicara pada Arok dengan panggilan penuh cinta (“Arok, mein schatz”) dan mengakui bahwa, meski cinta mereka dalam, waktu bersama kian mendekati akhir

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00000117126 H.40.978 PDS HB Jassin
Perpustakaan Pusat
PDS HB Jassin Lt.7 - Ruang Koleksi lantai 7 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000034239
005 20251121031127
035 # # $a 0010-1125001312
007 ta
008 251121################|##########|#|##
082 # # $a 813 [23]
084 # # $a H.40.978
100 0 # $a Triyanto Triwikromo$e Pengarang
245 1 # $a Cerpen dalam hujan hijau Friedenau /$c Triyanto Triwikromo
300 # # $a 3 halaman : $b ilustrasi ; $c 25 cm
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
650 # 4 $a Triwikromo, Triyanyo
520 # # $a Artikel Cerpen dalam hujan hijau Friedenau, Cerpen ini mengisahkan seorang wanita yang menjalani cinta tragis dan penuh pengorbanan bersama kekasihnya, Arok, di kota Berlin (Friedenau). Narator — yang mungkin adalah wanita tersebut — menuturkan kerinduannya pada Arok sambil merenungkan waktu yang semakin menipis, karena ia tahu hidupnya sudah hampir habis Di tengah hujan hijau yang melingkupi Friedenau, suasana menjadi simbolik: bukan hujan biasa, melainkan hujan penuh kenangan dan harapan yang kabur. Ia berbicara pada Arok dengan panggilan penuh cinta (“Arok, mein schatz”) dan mengakui bahwa, meski cinta mereka dalam, waktu bersama kian mendekati akhir
264 # # $a Jakarta :$b Kompas,$c 2008
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a lembar$2 rdacarrier
990 # # $a PDS010336-108