#

Cerpen Anak-anak Lik Sarno

Tito, Daniel

Jenis Bahan

Kliping

Judul Alternatif

-

Pengarang

Daniel Tito (Pengarang)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Surabaya : Surya, 1994

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

3 halaman : ilustrasi ; 25 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

lembar

ISBN

-

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Tidak ada kode yang sesuai

Target Pembaca

Tidak ada kode yang sesuai

Catatan

-


Abstrak

Artikel Cerpen anak-anak lik Sarno berkisah tentang Lik Sarno, seorang pria desa yang menjadi bahan gunjingan karena menderita impotensi — sebuah kondisi yang membuatnya dianggap “tak jantan” di mata masyarakat. Ia sudah dua kali menikah, namun tidak pernah berhasil memiliki anak, dan akhirnya kedua pernikahannya kandas karena alasan itu. Meski begitu, Lik Sarno bukan sosok yang menyedihkan sepenuhnya. Ia justru membangun kedekatan emosional dan sosial dengan anak-anak di desanya. Alih-alih menjadi ayah secara biologis, ia menjadi figur ayah secara sosial dan moral — seseorang yang ramah, perhatian, dan disayangi oleh anak-anak. Hubungan ini menjadi semacam pelarian sekaligus pembuktian bahwa kejantanan dan keberhargaan seseorang tidak diukur dari kemampuan biologis semata, melainkan dari kasih sayang dan tanggung jawab sosial.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00000108121 H.39.973 PDS HB Jassin
Perpustakaan Pusat
PDS HB Jassin Lt.7 - Ruang Koleksi lantai 7 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000031589
005 20251009041400
035 # # $a 0010-1025000550
007 ta
008 251009################|##########|#|##
082 # # $a 813 [23]
084 # # $a H.39.973
100 0 # $a Daniel Tito$e Pengarang
245 1 # $a Cerpen anak-anak lik Sarno /$c Daniel Tito
300 # # $a 3 halaman : $b ilustrasi ; $c 25 cm
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
520 # # $a Artikel Cerpen anak-anak lik Sarno berkisah tentang Lik Sarno, seorang pria desa yang menjadi bahan gunjingan karena menderita impotensi — sebuah kondisi yang membuatnya dianggap “tak jantan” di mata masyarakat. Ia sudah dua kali menikah, namun tidak pernah berhasil memiliki anak, dan akhirnya kedua pernikahannya kandas karena alasan itu. Meski begitu, Lik Sarno bukan sosok yang menyedihkan sepenuhnya. Ia justru membangun kedekatan emosional dan sosial dengan anak-anak di desanya. Alih-alih menjadi ayah secara biologis, ia menjadi figur ayah secara sosial dan moral — seseorang yang ramah, perhatian, dan disayangi oleh anak-anak. Hubungan ini menjadi semacam pelarian sekaligus pembuktian bahwa kejantanan dan keberhargaan seseorang tidak diukur dari kemampuan biologis semata, melainkan dari kasih sayang dan tanggung jawab sosial.
600 0 4 $a Tito, Daniel
264 # # $a Surabaya :$b Surya,$c 1994
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a lembar$2 rdacarrier
990 # # $a PDS010329-134