Setelah mempunyai dua anak lelaki, ditambah dua belas anak yatim-piatu yang tinggal di sekolah miliknya di Plumfield, Jo March––yang kini telah menikah dan menjadi Mrs. Bhaer––menjadi sangat sibuk. Meski dibantu para anggota keluarga March lainnya, mengurus begitu banyak anak sangat merepotkan. Ada-ada saja ulah mereka yang kadang menjengkelkan, tetapi Jo dan Mr. Bhaer selalu berusaha mengatasi berbagai masalah yang timbul dengan sabar dan bijaksana, dan penuh kasih sayang.|Buku ini berkisah mengenai perjuangan Jo dan suaminya. Dalam buku ini kerap disebut bapak dan ibu Bhaer mewujudkan impian mereka. Mereka menikmati suka duka mengajar anak-anak lelaki dan sedikit anak perempuan. Mereka mengarahkan dan mendukung anak-anak sesuai dengan bakat dan kecendrunagan masing-masing. Hukuman ditetapkan dengan bijaksana dan mengedepankan kelembutan alih-alih sikap lembut dan kasar. Karena mereka percaya bahwa kelembuan membuat mereka mau berubah dan bukannya terpaksa berubah.