Industri / Badan Usaha Milik Negara
Jenis Bahan
Monograf
Judul Alternatif
-
Pengarang
Dahlan Iskan
Edisi
cetakan pertama
Pernyataan Seri
-
Penerbitan
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2015
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
vi, 257 hlm. ; 22 cm.
Jenis Isi
-
Jenis Media
-
Penyimpanan Media
-
ISBN
9786020264936
ISSN
-
ISMN
-
Bentuk Karya
Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca
Dewasa
Catatan
Yang sulit saja bisa, tapi yang mudah malah jadi sulit. Itulah salah satu tulisan Dahlan di buku ini yang sederhana tapi menggelitik. Menjelang mengakhiri masa tugasnya di PLN ia minta ada produsen yang menjadi pelopor membuat trafo 500 kv. Permintaannya direspons oleh PT CG Power Bogor. Lahirlah trafo 500 kv made in Indonesia. Sebuah trafo 500 kv seharga sekitar Rp40 miliar. Sebelum ia menjadi Dirut PLN harga sebuah trafo jenis itu mencapai Rp120 miliar. Dunia kelistrikan heboh. Pertanyaan sering diajukan kepadanya: bagaimana bisa membuat harga trafo turun drastis? Caranya, cukup cari info dan datang ke berbagai negara untuk membandingkan harga trafo, misalnya ke Vietnam atau ke China. Harga trafo di Indonesia mahal, ternyata karena sistem tendernya yang membuat mahal. Maka begitu sistem tendernya diubah harga trafo langsung anjlok: tinggal 30 persennya! Sejak itu direksi PLN rajin mengubah sistem pembelian. Termasuk sistem pembelian yang pro produksi dalam negeri. Alat seperti kWh meter (meteran), kabel, trafo 20 kv, dan seterusnya disistemkan harus produksi dalam negeri. Caranya: dalam tender memang sudah disebutkan harus produksi dalam negeri. Kebijakan seperti itu terus dilakukan di PLN. Setelah menjadi menteri BUMN, ia ingin seluruh BUMN memiliki kebijakan pembelian yang mengutamakan produksi dalam negeri. Bagaimana kalau di dalam negeri produsennya hanya satu? Bukankah akan lebih mahal? Karena tanpa pesaing? Caranya, membuat sistem cost-plus atau cost-plusplus. Pabrik tersebut harus mau diaudit mengenai struktur biaya produksinya. Lalu diperiksa harga-harga bahan bakunya. Harga bahan baku tidak bisa di-mark up. Produsen memang pandai tapi kita tidak boleh bodoh. Jangan memberi peluang pemasok menyembunyikan harga pokok. Dengan demikian kita akan tahu berapa harga beli yang wajar. Kita ini tidak bodoh, tapi sogok-menyogoklah yang sering membuat orang pandai tiba-tiba bodoh. Lemahnya pembelaan terhadap produksi nasional sering bukan karena kebijakan yang salah, tapi lebih karena “kebodohankebodohan mendadak” seperti itu. Itulah oleh-oleh mantan menteri Dahlan yang unik. Ia menularkan optimisme. Sebab ia pernah bilang bahwa menularkan pesimisme cuma perlu modal gombal. Tapi membangun harapan harus dengan kerja keras dan hasil nyata.
Abstrak
Tidak ada data.
| No. Barcode | No. Panggil | Lokasi Perpustakaan | Lokasi Ruangan | Kategori | Akses | Ketersediaan |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 00005239113 | KC/670 DAH o |
Perpustakaan Jakarta - Kuningan Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. C22, Gedung Nyi Ageng Serang, Lt. 7 dan 8, Jakarta Selatan |
Kuningan Validasi (KCKR) - | Dalam Proses | Diolah | Diolah |
| 00005371082 | 670 DAH o |
Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat |
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum | Koleksi Umum | Dapat dipinjam | Tersedia |
| 00005371083 | 670 DAH o |
Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat |
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum | Koleksi Umum | Dapat dipinjam | Tersedia |
| 00005424537 | 351.0092 DAH o |
Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia |
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - | Koleksi Umum | Dapat dipinjam | Tersedia |
| 00005424538 | 351.0092 DAH o |
Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia |
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - | Koleksi Umum | Dapat dipinjam | Tersedia |
| 00005250400 | BI/670 DAH o |
Perpustakaan Jakarta - Cikini Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat |
BI CORNER - | Kejakartaan | Baca di tempat | Tersedia |
| No. | Nama File | Nama File Format Flash | Format File | Aksi |
|---|---|---|---|---|
| Tidak ada data. | ||||
| Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
|---|---|---|---|
| 001 | JAKSE-02160000000605 | ||
| 005 | 20220215085251 | ||
| 008 | 220215################e##########0#ind## | ||
| 020 | # | # | $a 9786020264936 |
| 035 | # | # | $a 0010-021600000000605 |
| 040 | # | # | $a JKPDJAK |
| 041 | # | # | $a IND |
| 082 | # | # | $a 670 |
| 084 | # | # | $a 670 DAH o |
| 090 | # | # | $a KC/551.46 IND m |
| 100 | 0 | # | $a Dahlan Iskan |
| 245 | 1 | # | $a Manufacturing Hope Series : $b Oleh-oleh dari kantor BUMN /$c Dahlan Iskan |
| 250 | # | # | $a cetakan pertama |
| 260 | # | # | $a Jakarta :$b PT. Elex Media Komputindo,$c 2015 |
| 300 | # | # | $a vi, 257 hlm. ; $c 22 cm. |
| 500 | # | # | $a Yang sulit saja bisa, tapi yang mudah malah jadi sulit. Itulah salah satu tulisan Dahlan di buku ini yang sederhana tapi menggelitik. Menjelang mengakhiri masa tugasnya di PLN ia minta ada produsen yang menjadi pelopor membuat trafo 500 kv. Permintaannya direspons oleh PT CG Power Bogor. Lahirlah trafo 500 kv made in Indonesia. Sebuah trafo 500 kv seharga sekitar Rp40 miliar. Sebelum ia menjadi Dirut PLN harga sebuah trafo jenis itu mencapai Rp120 miliar. Dunia kelistrikan heboh. Pertanyaan sering diajukan kepadanya: bagaimana bisa membuat harga trafo turun drastis? Caranya, cukup cari info dan datang ke berbagai negara untuk membandingkan harga trafo, misalnya ke Vietnam atau ke China. Harga trafo di Indonesia mahal, ternyata karena sistem tendernya yang membuat mahal. Maka begitu sistem tendernya diubah harga trafo langsung anjlok: tinggal 30 persennya! Sejak itu direksi PLN rajin mengubah sistem pembelian. Termasuk sistem pembelian yang pro produksi dalam negeri. Alat seperti kWh meter (meteran), kabel, trafo 20 kv, dan seterusnya disistemkan harus produksi dalam negeri. Caranya: dalam tender memang sudah disebutkan harus produksi dalam negeri. Kebijakan seperti itu terus dilakukan di PLN. Setelah menjadi menteri BUMN, ia ingin seluruh BUMN memiliki kebijakan pembelian yang mengutamakan produksi dalam negeri. Bagaimana kalau di dalam negeri produsennya hanya satu? Bukankah akan lebih mahal? Karena tanpa pesaing? Caranya, membuat sistem cost-plus atau cost-plusplus. Pabrik tersebut harus mau diaudit mengenai struktur biaya produksinya. Lalu diperiksa harga-harga bahan bakunya. Harga bahan baku tidak bisa di-mark up. Produsen memang pandai tapi kita tidak boleh bodoh. Jangan memberi peluang pemasok menyembunyikan harga pokok. Dengan demikian kita akan tahu berapa harga beli yang wajar. Kita ini tidak bodoh, tapi sogok-menyogoklah yang sering membuat orang pandai tiba-tiba bodoh. Lemahnya pembelaan terhadap produksi nasional sering bukan karena kebijakan yang salah, tapi lebih karena “kebodohankebodohan mendadak” seperti itu. Itulah oleh-oleh mantan menteri Dahlan yang unik. Ia menularkan optimisme. Sebab ia pernah bilang bahwa menularkan pesimisme cuma perlu modal gombal. Tapi membangun harapan harus dengan kerja keras dan hasil nyata. |
| 521 | 1 | # | $a DEWASA |
| 650 | # | 4 | $a Badan Usaha Milik Negara |
| 650 | # | 4 | $a INDUSTRI |
| 850 | # | # | $a BPAD DKI |
| 990 | # | # | $a D001082/15 |
| 990 | # | # | $a D002334/17 |
| 990 | # | # | $a P018749/17 |
| 990 | # | # | $a P018750/17 |
| 990 | # | # | $a S0008039/17 |
| 990 | # | # | $a S0008041/17 |