Masalah terbesar yang dihadapi oleh ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah kualitas sumber daya manusia yang diperlukan dalam rangka memenuhi permintaan yang diakibatkan pertumbuhan yang cepat di sector ini. Sebagaimana dimaklumi, ekonomi dan keuangan syariah menghajatkan adanya kompetensi pengetahuan minimal dalam dua bidang, yaitu ekonomi dan syariah. Pendidikan sekular yamg diajarkan sejak jaman penjajahan Belanda mengakibatkan mayoritas intelektual terbelah oleh dikotomi pendidikan umum dan agama. Akibatnya banyak yang ahli dalam ekonomi dan keuangan, tapi tidak kompeten dalam masalah kesyariahan. Sebaliknay, banyak ulama dan ahli keIslaman yang memahami hukum Islam (fiqh) tapi tidak dapat mengartikulasikan dalam kehidupan ekonomi karena kurang mengerti tentang seluk beluk ekonomi dan keuangan.