Jazirah Arab tiba – tiba saja penuh dengan kemuliaan yang lahir dari orang – orang mulia. Muhammad. Nama itu seketika menggema bersama keluhurannya hingga menggentarkan dua adidaya: Romawi dan Persia. Dengan keluhuran pekertinya yang terbimbing wahyu Ilahi, sang Tepercaya telah mengubah peradaban berwajah hitam menjadi peradaban berwajah cerah memesona. Permusuhan menjadi persaudaraan. Kelicikan menjadi kejujuran. Kenistaan menjadi kemuliaan. Ketertindasan menjadi kebebasan. Ajaran langitnya kemudian menggema hingga belasan abad setelah wafatnya. Miliaran penduduk Bumi mengikuti jalannya. Namanya diucapkan umatnya setiap hari. Kisah hidupnya dituliskan hingga berjilid-jilid. Muhammad the Messenger adalah rekaman jejak penuh kemuliaan sang Nabi. Membaca buku ini adalah membaca sosok langit yang tetap membumi: berjalan-jalan di pasar, makan, tertawa, menangis, dan menjadi pembebas kaum tertindas.