Negara jorok, kota pun juga jorok. Begitulah kesan pertama Stephen pada kota London. Toko-toko nya, rumah makan, serta wanita-wanita menarik yang berpakaian apik pun menjadi berubah. Sekarang dia melihatnya sebagai berlian imitasi yang bersinar di tempat kotor. Seandainya dia berada di Afrika Selatan, tiba-tiba Stephen rindu akan kampung halamannya. Sinar matahari, langit biru, kebun yang dipenuhi dengan bunga terompet yang menyegarkan mata bagi siapa saja yang melihat pemandangan tersebut. Dan di sini kerumunan manusia-manusia yang jorok dan kotor bergerak, terburu-buru, berdesak-desakan. Rasanya aku ingin membatalkan rencanaku, begitu pikirnya. Kemudian dia ingat akan tujuan kedatangannya, dia telah merencanakan hal ini bertahun-tahun. Dia akan jalan terus, dia bukan lagi kanak-kanak yang mudah dibelokkan keinginan sesaat. Dia laki-laki berusia empat puluh tahun, penuh keyakinan, dan punya tujuan.