Mulanya, rencana pernikahan Klarinita Kalista dengan Jagad Djojoningrat tampak sempurna. Kedua calon mempelai begitu serasi. Jagad pengusaha muda sukses, pewaris bisnis Grup Djojoningrat. Sedangkan Klarin artis muda yang sedang di puncak popularitas. Sayangnya, pernikahan mereka tak pernah terjadi. Klarin menghilang menjelang acara. Ia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa, dengan baju pengantin bersimbah darah. Bagai benang merah yang dipilin takdir, semua masa lalu di antara Klarin dan Jagad tiba-tiba hadir dan bergulir. Semua orang di sekeliling Klarin menginginkan kematiannya. Semua orang di dekatnya punya kesempatan. Prolog: Derap langkah cepat terdengar memenuhi selasar. Gemanya memantul-mantul di sepanjang dinding, melebur bersama hembusan nafas panik seorang wanita bertubuh mungil. Sesampainya di ujung selasar, wanita itu menekan gagang pintu perlahan. Pegangan besinya yang berwarna keemasan menghantarkan sensasi dingin ke telapak tangan. Tubuh wanita itu condong ke depan, mendorong papan panil berpelitur cokelat tersebut hingga terbuka lebar. Ia tidak butuh usaha berlebih meski tinggi pintu tersebut berukuran nyaris dua kali lipat tinggi tubuhnya. Hawa sejuk yang menguar dari pendingin ruangan langsung menyambutnya begitu ia dan beberapa orang di belakangnya memasuki kamar. Seketika, mereka dikepung aroma bunga yang mencucuk hidung.