Bumi, rumah kita bersama, sedang terluka parah. Ekosida—pembantaian masif terhadap lingkungan hidup oleh tangan manusia—bukan lagi sekadar isu, melainkan kenyataan yang merenggut masa depan semesta. Apakah kita akan terus diam saat makhluk hidup dan habitatnya direnggut dari hak mereka untuk ada dan hidup layak? Karya ini hadir sebagai seruan mendesak untuk membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan. Tindakan kejam manusia telah membuat alam menderita. Lebih jauh, pentingnya pengakuan terhadap Hak Asasi Alam (HAA)—hak setiap makhluk hidup, selain manusia, untuk hidup sesuai habitat aslinya. Hubungan manusia dengan kosmos sejatinya mendesak adanya perubahan paradigma hukum yang terlalu antroposentris menjadi lebih adil bagi seluruh makhluk hidup. Ekosida dan Hak Asasi Alam bukan hanya bacaan; ini adalah panggilan untuk bertindak. Mari kita wujudkan masa depan di mana alam mendapat keadilan, dan manusia kembali menjadi penjaga, bukan penghancur, bumi ini.