Energi anak-anak sangat besar melebihi semangat apa pun di dunia ini, seperti sebuah bara api. Jangan sekali-kali dipadamkan! Sebuah kesulitan adalah buah pahit yang bisa dirasakan oleh semua orang. Bila itu terjadi pada anak-anak, adakah obat penawar untuk mengembalikan paling tidak menghibur, tepatnya membuat mereka tetap ingin memiliki “semangat” untuk bangkit meraih impian? Orang tua kadang menganggap mereka sudah mengorbankan semua untuk anak-anak mereka. Apa yang sedang anak-anak korbankan untuk orang tua? Novel ini mengajarkan anak-anak agar berani bermimpi. Terkadang, pencuri mimpi anak-anak justru orang yang paling dekat dengan mereka dan bisa jadi orang tuanya. Kadang orang tua terlalu ego menuntut anak-anak untuk menjadi “sesuatu”. Orang tua tidak sadar justru membuat mereka bersaing, bukan menikmati atau merayakan masa-masa kecil. Kadang, orang tua menciptakan robot dalam ego mereka untuk bertarung terus-menerus. Maka novel ini adalah harapan anak-anak untuk didengar. Dengan didengar, anak-anak dan orang tua mempunyai komunikasi untuk dijembatani. Alangkah baiknya anak-anak diberikan satu persiapan untuk berbagi. Untuk memberi kesempatan kepada mereka agar memiliki sahabat ketika dibutuhkan, sekaligus memberi contoh bersikap toleransi. Mengampuni adalah hal tersulit yang bisa dilakukan manusia. Bukan dengan sebuah nasihat, melainkan ketika masuk sebuah situasi sulit yang mengharuskan mereka berpikir kenapa mengampuni. Novel ini dihadirkan Dewi dengan sebuah cinta. Kenapa buku ini penting untuk anak-anak? Buku ini dapat membantu anak-anak untuk mengenali mimpi mereka. Kenapa impian itu penting bagi anak-anak? Setiap anak-anak Indonesia perlu punya mimpi. Ketika mereka punya motivasi, punya dorongan dan semangat, maka sama halnya membuat mereka punya tujuan di tengah situasi yang paling sulit. Kehidupan ini sebenarnya hanya bagaimana kita bisa menyelamatkan keluarga, sahabat, atau orang lain, terlepas dari apa pun bentuk media yang kita gunakan.