Tidak ada kehidupan tanpa rintangan. Adakalanya hidup mesti diuji dengan berbagai hal yang terkadang nyaris membuat putus asa dan menyerah. Demikian pula Hana. Ujian silih berganti menerpanya. Namun, Hana sosok perempuan gigih. Dan, kegigihan itu membuatnya berhasil mewujudkan Impiannya hingga ke Kanada. Suatu ketika Hana dihadapkan pada pilihan sulit, antara mempertahankan kesuksesan karier atau memilih Axel, cintanya yang berada jauh di seberang benua. Dan, cinta berhasil memenangkannya. Kiranya ujian berat belum usai. Hati Hana remuk redam kala mengetahui bahwa bapak kandungnya bukanlah almarhum Ayah, pria yang selama ini tinggal bersama ibunya. Bapak kandungnya ternyata masih hidup. Dan, menurut ibunya, sang bapak ingin sekali bertemu dengannya untuk meminta maaf. Meminta maaf? Enak saja! Bukankah dulu laki-laki itu tega meninggalkan ibunya dalam keadaan mengandung? Sekarang, setelah ia sukses menjadi wanita karier, laki-laki itu mengaku-ngaku sebagai ayahnya dan ingin bertemu dengannya. Pantaskah ia memberi maaf sekaligus melupakan perlakuan masa lalu laki-laki itu? Namun, jika di kemudian hari Hana berubah pikiran terhadap perlakuan masa lalu sang bapak, barangkali di situlah cinta kembali memenangkan pertarungannya.