#

Kimono Musim Dingin

Pariwisata / Perjalanan

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Liem, Christin (Pengarang) ; Yuli Triyuliani (Penyunting)

Edisi

Cetakan Pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : One Peach Media, 2025; ©2025, Christin Liem

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

x, 290 Halaman : Ilustrasi ; 20 cm.

Jenis Isi

Teks

Jenis Media

Tanpa perantara

Penyimpanan Media

Volume

ISBN

9786234833256

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

Dari rooftop Shibuya Sky tampak Sera, Mina, dan Aoi sedang menikmati pemandangan Kota Tokyo yang terlihat 360 derajat di ketinggian 230 meter dari tanah. Hari yang cerah membuat langit hanya menampakkan warna biru tanpa awan sedikit pun. Matahari bersinar terang seakan-akan posisinya persis di atas kepala. Berkat keramahan matahari di Jepang, mereka bisa terus berjalan hingga puluhan ribu langkah setiap harinya. Angin musim dingin yang berembus memang membuat mereka kedinginan, tetapi hal itu membantunya untuk bertahan di negeri Matahari Terbit yang mampu mengikis kekuatan panas sang mentari. Salah satu pengalaman tak terlupakan adalah pada saat mereka mengenakan kimono dengan warna-warna cerah mirip seorang geisha tanpa bedak tebal berwarna putih yang menutupi wajahnya. Langkah pendek mereka yang disebabkan oleh busana kimono yang mereka kenakan berbentuk baju terusan seperti huruf T dengan panjang hingga semata kaki itulah yang membuat langkahnya jadi lebih “priayi” bak seorang putri. Ditambah dengan zori—sandal bakiak—yang makin menambah beban kakinya. Namun, setiap perjuangan pada akhirnya meminang kebahagiaan. Mereka pun berhasil menjadi penemu kuil dengan panorama yang sangat indah. Di situlah mereka menyadari bagaimana rasanya menjadi Kristoforus Kolombus saat menemukan Benua Amerika.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006909909 KC/915.204 LIE k Perpustakaan Jakarta - Kuningan
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. C22, Gedung Nyi Ageng Serang, Lt. 7 dan 8, Jakarta Selatan
Kuningan Validasi (KCKR) - Dalam Proses Baca di tempat Diolah
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000880870
005 20251016103053
006 a####g############
007 ta
008 251016t########jkio###g##########0#ind##
020 # # $a 9786234833256
035 # # $a 0010-1025001441
040 # # $a JKPDJAK$b IND$e RDA
041 0 # $a IND
082 0 4 $a 915.204$2 [23]
084 # # $a KC/915.204 LIE k
100 3 # $a Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang$e Liem, Christin$e Pengarang
245 1 0 $a Kimono musim dingin /$c Christin Liem ; Penyunting, Yuli Triyuliani
250 $a Cetakan Pertama
264 # 1 $a Jakarta :$b One Peach Media,$c 2025
264 # 4 ,$c ©2025, Christin Liem
300 # # $a x, 290 Halaman : $b Ilustrasi ; $c 20 cm.
336 # # $a Teks$2 rdacontent
337 # # $a Tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a Volume$2 rdacarrier
520 # 0 $a Dari rooftop Shibuya Sky tampak Sera, Mina, dan Aoi sedang menikmati pemandangan Kota Tokyo yang terlihat 360 derajat di ketinggian 230 meter dari tanah. Hari yang cerah membuat langit hanya menampakkan warna biru tanpa awan sedikit pun. Matahari bersinar terang seakan-akan posisinya persis di atas kepala. Berkat keramahan matahari di Jepang, mereka bisa terus berjalan hingga puluhan ribu langkah setiap harinya. Angin musim dingin yang berembus memang membuat mereka kedinginan, tetapi hal itu membantunya untuk bertahan di negeri Matahari Terbit yang mampu mengikis kekuatan panas sang mentari. Salah satu pengalaman tak terlupakan adalah pada saat mereka mengenakan kimono dengan warna-warna cerah mirip seorang geisha tanpa bedak tebal berwarna putih yang menutupi wajahnya. Langkah pendek mereka yang disebabkan oleh busana kimono yang mereka kenakan berbentuk baju terusan seperti huruf T dengan panjang hingga semata kaki itulah yang membuat langkahnya jadi lebih “priayi” bak seorang putri. Ditambah dengan zori—sandal bakiak—yang makin menambah beban kakinya. Namun, setiap perjuangan pada akhirnya meminang kebahagiaan. Mereka pun berhasil menjadi penemu kuil dengan panorama yang sangat indah. Di situlah mereka menyadari bagaimana rasanya menjadi Kristoforus Kolombus saat menemukan Benua Amerika.
650 # 4 $a Pariwisata
650 # 4 $a Perjalanan
700 0 # $a Yuli Triyuliani$e Penyunting
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D031016/25