Gerimis menyambut Zidan saat ia kembali ke Kota Cahaya, bersama kenangan, sahabat lama, dan aroma rahasia yang membusuk di balik keramaian pasar. Kota yang dulu hangat kini tercemar, bukan hanya oleh sampah plastik yang menggunung di setiap sudut jalan, tetapi juga oleh sesuatu yang jauh lebih gelap. Sebuah pola pembuangan sampah yang janggal, bisikan sabotase, dan kekuatan tak terlihat mulai menggiring Zidan dan kawan-kawan pada kebenaran yang berbahaya. Saat gerakan kecil mereka menyulut kesadaran publik, mereka justru diburu oleh ancaman yang tak berwajah. Teror datang dalam senyap, dan satu demi satu tabir kelam tersingkap, membawa mereka semakin dekat pada pusat konspirasi yang tak hanya ingin menguasai kota… tapi juga mengubur siapa pun yang tahu terlalu banyak. Ramadan ini, cahaya tak selalu berarti keselamatan.