#

Tan Peng Nio : Mulan Van Java

Fiksi Indonesia

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Rudi Utomo (Pengarang) ; Mahya Bil Qisthi (Pengarang)

Edisi

Cetakan Pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Media Luhur Sentosa, 2023

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

xx, 276 Halaman : Ilustrasi ; 20 cm.

Jenis Isi

Teks

Jenis Media

Tanpa perantara

Penyimpanan Media

Volume

ISBN

9786239681067

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Novel

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

AN PENG NIO Krisis ekonomi dan hoaks pada tahun 1740 telah menyulut suatu peristiwa berdarah yang disebut sebagai Geger Pecinan. Lebih dari 10 ribu warga keturunan Cina di Batavia dibantai Belanda dan lebih dari 500 ribu rumah mereka dijarah dan dibakar. Mereka yang selamat lalu lari ke Jawa Tengah. Pelarian warga Cina Batavia yang terbentuk dalam pasukan milisi ini kemudian bergabung dengan pasukan Keraton Mataram lalu menyerang balik Belanda dan menduduki sejumlah daerah di Jawa Tengah. Di tengah kecamuk itu muncul prajurit perempuan yang berpakaian sebagaimana layaknya prajurit pria bernama Tan Peng Nio, putri Jenderal Tan Wan Swee yang memberontak terhadap Kaisar Qianlong dan kemudian melarikan diri ke tanah Jawa. Bukan tanpa alasan Tan Peng Nio mengenakan pakaian pria, hal itu ia lakukan demi menghindari pengejaran pasukan Kaisar Qianlong yang dibantu pasukan Belanda untuk bisa menangkapnya hidup-hidup dan membawanya kembali ke Tiongkok lalu menghadapkannya pada Kaisar Qianlong. Peristiwa Geger Pecinan menyulut perang besar antara pasukan gabungan Jawa-Cina melawan Belanda yang berlangsung selama 16 tahun (1741-1757) dan kemudian berakhir dalam perundingan Giyanti, pada tanggal 13 Februari 1755. Dalam peperangan itulah Tan Peng Nio berkenalan dengan seorang pemuda bernama Sulaiman Kertowongso yang tak lain adalah putra dari Kanjeng Raden Tumenggung Kolopkaing II. Pertumpahan darah dan drama cinta kasih ini terbalut dalam suatu kisah roman sejarah. Menuturkan keberadaan Tan Peng Nio, pendekar wanita dari Tionghoa yang di sudut hatinya tumbuh jiwa Nusantara. Mengakar hingga kini, mengajarkan cinta dan etika dalam berbangsa antar suku, ras dan agama.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006875217 KC/813 RUD t Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Deposit - Lantai 6 KCKR lantai 6 Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000878290
005 20250924095451
006 a####g##########f#
007 ta
008 250924#########jkia###g##########f#ind##
020 # # $a 9786239681067
035 # # $a 0010-0925001796
040 # # $a JKPDJAK$b IND$e RDA
041 0 # $a IND
082 0 4 $a 813$2 [23]
084 # # $a KC/813 RUD t
100 0 # $a Rudi Utomo$e Pengarang$e Rudi Utomo$e Pengarang
245 1 0 $a Tan peng nio : $b Mulan van Java /$c Rudi Utomo, Mahya Bil Qisthi
250 $a Cetakan Pertama
264 # 1 $a Jakarta :$b Media Luhur Sentosa,$c 2023
300 # # $a xx, 276 Halaman : $b Ilustrasi ; $c 20 cm.
336 # # $a Teks$2 rdacontent
337 # # $a Tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a Volume$2 rdacarrier
520 # # $a AN PENG NIO Krisis ekonomi dan hoaks pada tahun 1740 telah menyulut suatu peristiwa berdarah yang disebut sebagai Geger Pecinan. Lebih dari 10 ribu warga keturunan Cina di Batavia dibantai Belanda dan lebih dari 500 ribu rumah mereka dijarah dan dibakar. Mereka yang selamat lalu lari ke Jawa Tengah. Pelarian warga Cina Batavia yang terbentuk dalam pasukan milisi ini kemudian bergabung dengan pasukan Keraton Mataram lalu menyerang balik Belanda dan menduduki sejumlah daerah di Jawa Tengah. Di tengah kecamuk itu muncul prajurit perempuan yang berpakaian sebagaimana layaknya prajurit pria bernama Tan Peng Nio, putri Jenderal Tan Wan Swee yang memberontak terhadap Kaisar Qianlong dan kemudian melarikan diri ke tanah Jawa. Bukan tanpa alasan Tan Peng Nio mengenakan pakaian pria, hal itu ia lakukan demi menghindari pengejaran pasukan Kaisar Qianlong yang dibantu pasukan Belanda untuk bisa menangkapnya hidup-hidup dan membawanya kembali ke Tiongkok lalu menghadapkannya pada Kaisar Qianlong. Peristiwa Geger Pecinan menyulut perang besar antara pasukan gabungan Jawa-Cina melawan Belanda yang berlangsung selama 16 tahun (1741-1757) dan kemudian berakhir dalam perundingan Giyanti, pada tanggal 13 Februari 1755. Dalam peperangan itulah Tan Peng Nio berkenalan dengan seorang pemuda bernama Sulaiman Kertowongso yang tak lain adalah putra dari Kanjeng Raden Tumenggung Kolopkaing II. Pertumpahan darah dan drama cinta kasih ini terbalut dalam suatu kisah roman sejarah. Menuturkan keberadaan Tan Peng Nio, pendekar wanita dari Tionghoa yang di sudut hatinya tumbuh jiwa Nusantara. Mengakar hingga kini, mengajarkan cinta dan etika dalam berbangsa antar suku, ras dan agama.
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
700 0 # $a Mahya Bil Qisthi$e Pengarang
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D026382/25