#

The Second Chance

Sosial Ekonomi

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Rezki Syahrir ; Rezeki Syahrir (Pengarang)

Edisi

cetakan pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Pustaka Obor Indonesia, 2024

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

xxxiii, 452 Halaman ; 20 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

978-623-6421-65-9

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Tidak diketahui / tidak ditentukan

Catatan

-


Abstrak

The Second Chance: Memaksimalkan Kontribusi Kekayaan Mineral untuk Pembangunan Berkelanjutan ini semula merupakan disertasi Rezki Syahrir pada program doktoral di University of Exeter, UK. Selain telah dialihbasakan, buku ini juga telah ditransformasikan dari produk akademik yang cenderung berat ke dalam bahasa yang lebih ringan dan mudah dicerna bagi pembaca umum. Penulis menjelajahi medan kajian pertambangan yang demikian luas, dari pertambangan timah (Pulau) Singkep, yang dieksplorasi semenjak pertengahan abad ke-19; lima daerah pertambangan utama nasional kontemporer (Muara Enim, Kutai, Kolaka, Luwu Timur; dan Mimika Papua), hingga contoh “kegagalan” pengelolaan beberapa pertambangan di luar negeri. Dari kajian yang telah dilakukan, semakin kuat anggapan bahwa kekayaan mineral –baik nasional maupun sub nasional, melahirkan dua turunan berupa ancaman dan peluang bagi sebuah negara. Apakah konsep tentang pertambangan berkelanjutan hanya sebatas utopia? Ataukah kekayaan mineral dapat dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pembangunan berkelanjutan dan pada saat yang sama memperbaiki lingkungan dan sosial? Penulis juga memperkenalkan idiom the paradox of the mineral wealth contribution, kontradiksi yang dihadapi ketika negara terus meningkatkan kontribusi kekayaan mineralnya namun berubah menjadi ketergantungan yang berlebihan sehingga mengancam pembangunan berkelanjutan. Karena itulah ia memperkenalkan “sustainability resource governance” atau tata kelola sumber daya yang berkelanjutan, syarat melepas diri dari jebakan kontribusi kekayaan mineral ini. Caranya? Sila membaca buku ini. Penulis akan mengajak kita untuk mengetahui cara menguatkan tata kelola serta kerangka kebijakan yang baik dan cara membangun kelembagaan yang kuat –termasuk di dalamnya, seberapa mampu lembaga lokal mendukung supremasi hukum, memerangi korupsi, dan membangun akuntabilitas dan transparansi dalam tata kelola sumber daya.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006545533 KC/361.1 REZ s Perpustakaan Jakarta - Kuningan
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. C22, Gedung Nyi Ageng Serang, Lt. 7 dan 8, Jakarta Selatan
Kuningan Validasi (KCKR) - KCKR lantai 6 Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000865602
005 20250502102925
007 ta
008 210706###########################0#ind##
020 # # $a 978-623-6421-65-9
035 # # $a 0010-0125000298
082 # # $a 361.1
084 # # $a KC/361.1 REZ s
100 # # $a Rezki Syahrir
245 # # $a The second chance /$c Rezki Syahrir;
250 # # $a cetakan pertama
264 # # $a Jakarta :$b Pustaka Obor Indonesia,$c 2024
300 # # $a xxxiii, 452 Halaman ; $c 20 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a The Second Chance: Memaksimalkan Kontribusi Kekayaan Mineral untuk Pembangunan Berkelanjutan ini semula merupakan disertasi Rezki Syahrir pada program doktoral di University of Exeter, UK. Selain telah dialihbasakan, buku ini juga telah ditransformasikan dari produk akademik yang cenderung berat ke dalam bahasa yang lebih ringan dan mudah dicerna bagi pembaca umum. Penulis menjelajahi medan kajian pertambangan yang demikian luas, dari pertambangan timah (Pulau) Singkep, yang dieksplorasi semenjak pertengahan abad ke-19; lima daerah pertambangan utama nasional kontemporer (Muara Enim, Kutai, Kolaka, Luwu Timur; dan Mimika Papua), hingga contoh “kegagalan” pengelolaan beberapa pertambangan di luar negeri. Dari kajian yang telah dilakukan, semakin kuat anggapan bahwa kekayaan mineral –baik nasional maupun sub nasional, melahirkan dua turunan berupa ancaman dan peluang bagi sebuah negara. Apakah konsep tentang pertambangan berkelanjutan hanya sebatas utopia? Ataukah kekayaan mineral dapat dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pembangunan berkelanjutan dan pada saat yang sama memperbaiki lingkungan dan sosial? Penulis juga memperkenalkan idiom the paradox of the mineral wealth contribution, kontradiksi yang dihadapi ketika negara terus meningkatkan kontribusi kekayaan mineralnya namun berubah menjadi ketergantungan yang berlebihan sehingga mengancam pembangunan berkelanjutan. Karena itulah ia memperkenalkan “sustainability resource governance” atau tata kelola sumber daya yang berkelanjutan, syarat melepas diri dari jebakan kontribusi kekayaan mineral ini. Caranya? Sila membaca buku ini. Penulis akan mengajak kita untuk mengetahui cara menguatkan tata kelola serta kerangka kebijakan yang baik dan cara membangun kelembagaan yang kuat –termasuk di dalamnya, seberapa mampu lembaga lokal mendukung supremasi hukum, memerangi korupsi, dan membangun akuntabilitas dan transparansi dalam tata kelola sumber daya.
650 # 4 $a Sosial Ekonomi
700 0 # $a Rezeki Syahrir$e Pengarang
800 # # $a Anton Kurnia$e Penerjemah
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D000183/25