#

Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Fiksi Indonesia / Novel

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Tere Liye (Pengarang)

Edisi

Cetakan kelima

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Sabak Grip Nusantara, 2024

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

256 halaman. ; 20 cm.

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786238829644

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Novel

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

Daun Yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan in. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga katni. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... tharlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun.. daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggut kan dari tangkai pohonnya. Dan tahukah kalian, saat kami naik bus yang sama untuk pu lang seperti kemarin malam, seseorang itu berada di sana. Mene gur kami. Tersenyum. Seolah-olah sudah menunggu. Dia mengeluarkan dua kotak. Melambaikan tangan meminta kami mendekat. Aku dan Dede melangkah ke arahnya, berdiri di depan kursinya, urung memulai pertunjukan kencrengan tutup botol. Dede malah memasukkan "alat musik" ke saku celana. Lagi-lagi menguap. Kotak itu ternyata berisi dua pasang sepatu baru. "Pakailah!" Aku menatapnya ragu-ragu. Adikku Dede sudah sejak tadi merengkuh sepatu itu dengan tangannya. Penumpang lain menatap kami tertarik. Dia hanya membalas tatapan penumpang lain dengan senyuman. "Ayo, pakailah...." Aku menurut. Duduk jongkok memakai sepatu tersebut. Gemetar tanganku mengenakan kaus kaki. Berkali-kali gagal mengikatkan tali sepatu. Sudah lupa. Dia membantu Dede. Aku melirik menirunya. Lucu sekali melihat penampilan kami malam itu. Pakaian yang robek dan kumuh, rambut dekil dan kotor, badan hitam yang bau, memakai sepatu mahal dan kaus kaki putih bersih. Tetapi Dede tidak peduli. Adikku mematut-matut kakinya dengan bangga. Membuat lajur tengah bus layaknya catwalk. Dia tersenyum. Aku dan adikku malam itu tidak jadi pengamen di bus kota tersebut. Sepanjang sisa perjalanan lebih banyak dihabiskan berbincang dengannya.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006368002 813 TER d Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006368007 813 TER d Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Dipinjam
00006368012 813 TER d Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Storage PDS HB Jassin - Penyimpanan Lantai 7 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006368017 813 TER d Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006368022 813 TER d Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Dipinjam
00006485988 813 TER d Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
RUANG KOLEKSI UMUM UTARA - Koleksi Dewasa Lantai 3 Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006485993 813 TER d Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
RUANG KOLEKSI UMUM UTARA - Koleksi Dewasa Lantai 3 Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006485998 813 TER d Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
PERPUS CILINCING--RUANG KOLEKSI UMUM - Perpustakaan Cilincing lantai 2 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
00006486003 813 TER d Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
RUANG KOLEKSI TANDON UTARA - Lantai Dua Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
00006486008 813 TER d Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
RUANG KOLEKSI TANDON UTARA - Lantai Dua Koleksi Umum Tandon Tandon
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000859357
005 20240826040258
006 a####g############
007 ta
008 240826################g##########f#ind##
020 # # $a 9786238829644
035 # # $a 0010-0824001187
040 # # $a JKPDJAK$b ind$c rda
041 # # $a ind
082 1 4 $a 813$2 [23]
084 # # $a 813 TER d
100 # # $a Tere Liye$e Pengarang$e Tere Liye$e Pengarang
245 1 # $a Daun yang jatuh tak pernah membenci angin /$c Tere Liye
250 $a Cetakan kelima
264 # # $a Jakarta :$b Sabak Grip Nusantara,$c 2024
300 # # $a 256 halaman. ; $c 20 cm.
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Daun Yang Jatuh Tak Pernah membenci Angin Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan in. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga katni. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... tharlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun.. daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggut kan dari tangkai pohonnya. Dan tahukah kalian, saat kami naik bus yang sama untuk pu lang seperti kemarin malam, seseorang itu berada di sana. Mene gur kami. Tersenyum. Seolah-olah sudah menunggu. Dia mengeluarkan dua kotak. Melambaikan tangan meminta kami mendekat. Aku dan Dede melangkah ke arahnya, berdiri di depan kursinya, urung memulai pertunjukan kencrengan tutup botol. Dede malah memasukkan "alat musik" ke saku celana. Lagi-lagi menguap. Kotak itu ternyata berisi dua pasang sepatu baru. "Pakailah!" Aku menatapnya ragu-ragu. Adikku Dede sudah sejak tadi merengkuh sepatu itu dengan tangannya. Penumpang lain menatap kami tertarik. Dia hanya membalas tatapan penumpang lain dengan senyuman. "Ayo, pakailah...." Aku menurut. Duduk jongkok memakai sepatu tersebut. Gemetar tanganku mengenakan kaus kaki. Berkali-kali gagal mengikatkan tali sepatu. Sudah lupa. Dia membantu Dede. Aku melirik menirunya. Lucu sekali melihat penampilan kami malam itu. Pakaian yang robek dan kumuh, rambut dekil dan kotor, badan hitam yang bau, memakai sepatu mahal dan kaus kaki putih bersih. Tetapi Dede tidak peduli. Adikku mematut-matut kakinya dengan bangga. Membuat lajur tengah bus layaknya catwalk. Dia tersenyum. Aku dan adikku malam itu tidak jadi pengamen di bus kota tersebut. Sepanjang sisa perjalanan lebih banyak dihabiskan berbincang dengannya.
521 # # $a Umum
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
650 # 4 $a Novel
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a J011448/24
990 # # $a J011449/24
990 # # $a J011450/24
990 # # $a J011451/24
990 # # $a J011452/24
990 # # $a U023825/24
990 # # $a U023826/24
990 # # $a U023827/24
990 # # $a U023828/24
990 # # $a U023829/24