#

Lidah Mertua : Kumpulan Puisi

Kesusastraan / Puisi

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Benny Arnas (Pengarang)

Edisi

Cetakan pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : Basabasi, 2016

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

64 halaman ; 19 cm.

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786023913091

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Puisi

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

Sejak lama harusnya ia sadar kalau yang lebih tahu tentang dirinya adalah dirinya sendiri, bukan orang lain—termasuk mereka yang ikut andil mendudukkannya di kursi itu dulu. Ia benar-benar merasa malu pada titik ini. Ia seolah menjelma seorang haus jabatan yang menyesal dan … tentu saja terlambat (ah, drama sekali!). Harusnya ia tahu bahwa ada banyak orang dalam perkumpulan yang mampu bekerja lebih baik darinya! Ternyata …. “maqam”-nya memang sastra dan keheningan yang membersamainya, bukan kesenian yang riuh, yang selalu membuatnya jadi salah-langkah dan tampil salah-tingkah di hadapan orang-orang yang lebih tahu. Syahdan, kesadaran yang terlambat itu menggiring sang penyair mengambil sebuah keputusan. Sungguh, ia berharap, orang-orang yang tidak puas atau bahkan pernah ia kecewai di perkumpulan itu akan memaafkan segala kelemahannya. Keputusannya adalah …

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006301496 811 BEN l Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000856332
005 20240524050209
007 ta
008 240524################g##########p#ind##
020 # # $a 9786023913091
035 # # $a 0010-0524001367
082 # # $a 811
084 # # $a 811 BEN l
100 0 # $a Benny Arnas$e Pengarang
245 1 # $a Lidah mertua : $b kumpulan puisi /$c Benny Arnas
250 # # $a Cetakan pertama
264 # # $a Yogyakarta :$b Basabasi,$c 2016
300 # # $a 64 halaman ; $c 19 cm.
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Sejak lama harusnya ia sadar kalau yang lebih tahu tentang dirinya adalah dirinya sendiri, bukan orang lain—termasuk mereka yang ikut andil mendudukkannya di kursi itu dulu. Ia benar-benar merasa malu pada titik ini. Ia seolah menjelma seorang haus jabatan yang menyesal dan … tentu saja terlambat (ah, drama sekali!). Harusnya ia tahu bahwa ada banyak orang dalam perkumpulan yang mampu bekerja lebih baik darinya! Ternyata …. “maqam”-nya memang sastra dan keheningan yang membersamainya, bukan kesenian yang riuh, yang selalu membuatnya jadi salah-langkah dan tampil salah-tingkah di hadapan orang-orang yang lebih tahu. Syahdan, kesadaran yang terlambat itu menggiring sang penyair mengambil sebuah keputusan. Sungguh, ia berharap, orang-orang yang tidak puas atau bahkan pernah ia kecewai di perkumpulan itu akan memaafkan segala kelemahannya. Keputusannya adalah …
650 # 4 $a Kesusastraan
650 # 4 $a Puisi
990 # # $a J007964/24