Sejsarah
Jenis Bahan
Monograf
Judul Alternatif
-
Pengarang
Cucu Rita Sary (Pengarang) ; Aep Tursaman (Pengarang)
Edisi
Cetakan ke-3
Pernyataan Seri
-
Penerbitan
Jakarta : Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Utara, 2023
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
v + 80 Halaman : ilustrasi berwarna ; 25,6 cm hard cover
Jenis Isi
teks
Jenis Media
tanpa perantara
Penyimpanan Media
volume
ISBN
-
ISSN
-
ISMN
-
Bentuk Karya
Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca
Dewasa
Catatan
-
Abstrak
Selama kolonialisasi Belanda, Jayakarta yang berganti nama menjadi Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Sultan Banten. Pada tanggal 30 Mei 1619, Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Keadaan Batavia yang kemudian diganti namanaya menjadi Jakarta, sebagai kota pelabuhan berubah total setelah jatuh ke tangan pemerintah pendudukan Jepang. Hiruk pikuk aktivitas perdagangan dan kapal-kapal tunda yang hilir mudik menggandeng kapal besar berubah menjadi pangkalan militer Jepang. Pada Maret 1942, Pelabuhan Tanjung Priok digempur habis-habisan oleh bala tentara Jepang sehingga membuat perusahaan-perusahaan pelabuhan dan perdagangan Belanda melarikan diri ke pelabuhan-pelabuhan di Australia. Mereka juga turut serta membawa para montir kapal dan pelaut dari Hindia ke negeri pembuangan, Australia. Penguasa militer Jepang juga menebar ranjau-ranjau di sepanjag pantai kepulauan Seribu dan Tanjung Priok untuk menghadang kapal-kapal musuh yang akan masuk ke pelabuhan.
No. Barcode | No. Panggil | Lokasi Perpustakaan | Lokasi Ruangan | Kategori | Akses | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|---|---|
00006300562 | 900 CUC s |
Perpustakaan Jakarta Utara - Koja Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara |
RUANG KOLEKSI KHUSUS UTARA - | Kejakartaan | Baca di tempat | Tersedia |
No. | Nama File | Nama File Format Flash | Format File | Aksi |
---|---|---|---|---|
Tidak ada data. |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
---|---|---|---|
001 | INLIS000000000856193 | ||
005 | 20240522100555 | ||
007 | ta | ||
008 | 240522################e##########0#ind## | ||
035 | # | # | $a 0010-0524001228 |
082 | # | # | $a 900 |
084 | # | # | $a 900 CUC s |
100 | 0 | # | $a Cucu Rita Sary$e Pengarang |
245 | 1 | # | $a Sejarah aktivitas sosial dan politik : $b III /$c Cucu Rita Sary, koordinator pelaksana, Aep Tursaman, redaktur pelaksana, Doni Arinova, I Gusti Ngurah Agung Rai, Cahyo Bhawono, tim penyusun dan penulis, Bondan Kanumoyoso, Azrohal Hasan, Endi Aulia Garadian, Yogi Susatyo, Muhammad Gibran Humam Falurrahman |
250 | # | # | $a Cetakan ke-3 |
264 | # | # | $a Jakarta :$b Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Utara,$c 2023 |
300 | # | # | $a v + 80 Halaman : $b ilustrasi berwarna ; $c 25,6 cm$e hard cover |
336 | # | # | $a teks$2 rdacontent |
337 | # | # | $a tanpa perantara$2 rdamedia |
338 | # | # | $a volume$2 rdacarrier |
520 | # | # | $a Selama kolonialisasi Belanda, Jayakarta yang berganti nama menjadi Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Jayakarta pada awal abad ke-17 diperintah oleh Pangeran Jayakarta, salah seorang kerabat Sultan Banten. Pada tanggal 30 Mei 1619, Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan pasukan Banten dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Keadaan Batavia yang kemudian diganti namanaya menjadi Jakarta, sebagai kota pelabuhan berubah total setelah jatuh ke tangan pemerintah pendudukan Jepang. Hiruk pikuk aktivitas perdagangan dan kapal-kapal tunda yang hilir mudik menggandeng kapal besar berubah menjadi pangkalan militer Jepang. Pada Maret 1942, Pelabuhan Tanjung Priok digempur habis-habisan oleh bala tentara Jepang sehingga membuat perusahaan-perusahaan pelabuhan dan perdagangan Belanda melarikan diri ke pelabuhan-pelabuhan di Australia. Mereka juga turut serta membawa para montir kapal dan pelaut dari Hindia ke negeri pembuangan, Australia. Penguasa militer Jepang juga menebar ranjau-ranjau di sepanjag pantai kepulauan Seribu dan Tanjung Priok untuk menghadang kapal-kapal musuh yang akan masuk ke pelabuhan. |
650 | # | 4 | $a Sejsarah |
700 | 0 | # | $a Aep Tursaman$e Pengarang |
990 | # | # | $a U003440/24 |