uatu hari seorang suami yang merasa kecapaian dalam hidupnya memanjatkan doa kepada Allah. “Ya, Allah kasihanilah aku. Aku bekerja membanting tulang, sementara istriku enak-enakkan tinggal di rumah. Kabulkan satu permohonanku; tukarlah aku menjadi istriku’. Aku ingin memberinya pelajaran betapa beratnya kehidupan seorang laku-laki.” Tuhan mendengarkan doa tersebut, dan mengabulkannya. Esoknya, mulailah ‘perempuan baru’ tersebut menjalankan kehidupannya. Ia bangun di pagi buta, menyiapkan sarapan, membangunkan anak-anak untuk ke sekolah, menyiapkan bekal suaminya, mencuci, menyiapkan masakan, mengantarkan anak-anak, dan lain-lain. Semua pekerjaan baru selesai dikerjakan pada malam hari. Esok paginya ia berdoa sekali lagi kepada Allah, “Ya, Allah, apa yang kubayangkan saat aku memintaMu mengabulkan permohonanku, tak sanggup kutanggung lagi. Aku mohon padaMu, Ya, Allah, kembalikan aku menjadi diriku.” Allah kembali mendengarkan doanya. Ia berkata, “Wahai, hambaku, aku akan mengembalikan keadaanmu semula. Tapi, ada hal kecil yang sedikit menganggu, kau harus menunggu 9 bulan. Ingat, perbuatanmu sendiri telah membuatmu hamil sejak kemarin.” Cerita di atas adalah salah satu dari 44 cerita yang akan memberi pencerahan pada kita. Zaim Saidi menuliskannya dengan bahasa yang runtut dan tanpa menggurui