#

Kitab Kehidupan

Kehidupan Sosial / Antropologi / Sosiologi / Filsafat / Kumpulan Esai

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Bisri Effendy (Pengarang) ; Muhammad Ali Fakih (Penyunting)

Edisi

Cetakan pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : IRCiSoD, 2022

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

230 halaman ; 20 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786235348414

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

Bisri Effendy, seorang santri, jurnalis, peneliti LIPI, dan juga dianggap sebagai guru riset para aktivis NU kultural itu telah wafat pada 17 Agustus 2020. Namun, hasil kerja kerasnya selama hidup tetap abadi. Ia mendirikan Yayasan Desantara yang hingga kini masih dijalankan oleh sejawatnya dan mempublikasikan banyak hasil riset dan ide yang cemerlang, termasuk buku ini. Buku ini berbicara tentang persilangan agama, politik, dan kebudayaan, namun tilikannya yang tajam mengungkap hal-hal yang hampir tak tersentuh oleh penulis lain. Ia berbicara persoalan-persoalan yang dialami oleh agama lokal, tradisi rakyat, kebudayaan daerah dalam tekanan yang diberikan oleh otoritas tertinggi (perselingkungan antara pemerintah dengan agamawan) hingga coraknya yang khas kini menjadi hilang sama sekali. Lelaki asal Jember itu termasuk berani. Ia, misalnya, mengungkap ‘derita’ yang dialami oleh agama lokal, seperti Bissu, Totalang, Parmalim, Samin, Tengger, Sunda Wiwitan, Wektu Telu, Bodhe, Kaharingan, dan lain semacamnya ketika proses Islamisasi dijalankan oleh para wali atau Kristenisasi yang diprakarsai oleh misionaris Barat. Dalam proses itu, para agamawan menggunakan mesin negara untuk menindas agama lokal. Puncaknya, pada era Orde Baru, pemerintah secara resmi membuat kategori agama resmi (agama negara) dan agama tak resmi (agama lokal). Jelas, agama resmi yang ‘menang’. Karena itu, tradisi, kebudayaan, dan kesenian lokal yang tidak sejalan dengan agama resmi dipaksa untuk ‘diselaraskan’. Sehingga, sekarang kita benar-benar tidak menemukan kebudayaan daerah dalam bentuknya yang asli, kecuali yang telah ‘distabilkan’ oleh negara (yang bekerja sama dengan agamawan atau ormas).

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006266621 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266626 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266631 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266636 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266641 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266646 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266651 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266656 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266661 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00006266666 301 BIS k Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Jl. Gandaria Tengah V No.3, RT.2/RW.1, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130, Indonesia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN - Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000853940
005 20240320022521
007 ta
008 240320################g##########0#ind##
020 # # $a 9786235348414
035 # # $a 0010-0324000517
082 # # $a 301
084 # # $a 301 BIS k
100 0 # $a Bisri Effendy$e Pengarang
245 1 # $a Kitab kehidupan /$c Bisri Effendy ; editor, Muhammad Ali Fakih
250 # # $a Cetakan pertama
264 # # $a Yogyakarta :$b IRCiSoD,$c 2022
300 # # $a 230 halaman ; $c 20 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Bisri Effendy, seorang santri, jurnalis, peneliti LIPI, dan juga dianggap sebagai guru riset para aktivis NU kultural itu telah wafat pada 17 Agustus 2020. Namun, hasil kerja kerasnya selama hidup tetap abadi. Ia mendirikan Yayasan Desantara yang hingga kini masih dijalankan oleh sejawatnya dan mempublikasikan banyak hasil riset dan ide yang cemerlang, termasuk buku ini. Buku ini berbicara tentang persilangan agama, politik, dan kebudayaan, namun tilikannya yang tajam mengungkap hal-hal yang hampir tak tersentuh oleh penulis lain. Ia berbicara persoalan-persoalan yang dialami oleh agama lokal, tradisi rakyat, kebudayaan daerah dalam tekanan yang diberikan oleh otoritas tertinggi (perselingkungan antara pemerintah dengan agamawan) hingga coraknya yang khas kini menjadi hilang sama sekali. Lelaki asal Jember itu termasuk berani. Ia, misalnya, mengungkap ‘derita’ yang dialami oleh agama lokal, seperti Bissu, Totalang, Parmalim, Samin, Tengger, Sunda Wiwitan, Wektu Telu, Bodhe, Kaharingan, dan lain semacamnya ketika proses Islamisasi dijalankan oleh para wali atau Kristenisasi yang diprakarsai oleh misionaris Barat. Dalam proses itu, para agamawan menggunakan mesin negara untuk menindas agama lokal. Puncaknya, pada era Orde Baru, pemerintah secara resmi membuat kategori agama resmi (agama negara) dan agama tak resmi (agama lokal). Jelas, agama resmi yang ‘menang’. Karena itu, tradisi, kebudayaan, dan kesenian lokal yang tidak sejalan dengan agama resmi dipaksa untuk ‘diselaraskan’. Sehingga, sekarang kita benar-benar tidak menemukan kebudayaan daerah dalam bentuknya yang asli, kecuali yang telah ‘distabilkan’ oleh negara (yang bekerja sama dengan agamawan atau ormas).
650 # 4 $a Antropologi
650 # 4 $a Filsafat
650 # 4 $a Kehidupan sosial
650 # 4 $a Kumpulan esai
650 # 4 $a Sosiologi
700 0 # $a Muhammad Ali Fakih$e Penyunting
990 # # $a S04581/24
990 # # $a S04582/24
990 # # $a S04583/24
990 # # $a S04584/24
990 # # $a S04585/24
990 # # $a S04586/24
990 # # $a S04587/24
990 # # $a S04588/24
990 # # $a S04589/24
990 # # $a S04590/24