MARNIE baru saja menempatkan dinosaurus fondant terakhir di atas kue ketika bunyi gerakan di luar jendela menarik perhatiannya. Dengan sinar matahari yang berkilauan dari laut di dekatnya, ia mendongak dan melihat Leon datang mendekat, lalu berpikir—seperti yang selalu ia lakukan—Leon selalu muncul di waktu yang tepat. Ia tampak begitu tampan dalam balutan celana jins pendek dan kaus hitam, berlomba lari dengan dua bocah laki-laki yang tubuhnya berlumuran pasir. Anak-anak mereka. Anak kembar mereka. Dua anak laki-laki yang akan berusia empat tahun besok, dan yang membawa kebahagiaan tak terbayangkan bagi orangtua mereka. Marnie menelan ludah, di­liputi emosi yang tidak pernah bisa ia sembunyikan—terutama selama beberapa minggu terakhir. Tiap hari, Marnie mensyukuri hidup dan pernikahannya karena ternyata tidak semuanya berjalan mulus. Marnie segera hamil setelah menikah dengan Leon, lalu melahirkan lebih cepat, tujuh minggu sebelum waktunya. Tubuh Theo dan Atlas sangat kecil ketika mereka dilahirkan di Athena. Leon dan Marnie terus berjaga di unit neonatal. Saat itu, Marnie terkejut me­lihat wajah pucat pasi suaminya serta ketakutan yang tersorot dari mata Leon.