#

Gadis Pesisir

Fiksi Indonesia

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Nunuk Y. Kusmiana (Pengarang) ; Sasa (Penyunting)

Edisi

Cetakan pertama

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2019

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

340 Halaman : Ilustrasi ; 20 cm.

Jenis Isi

Teks

Jenis Media

Tanpa perantara

Penyimpanan Media

Volume

ISBN

9786020387338

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Novel

Target Pembaca

Remaja

Catatan

-


Abstrak

“Kalau Kakak tidak cinta dia, kenapa Kakak mau kawin sama dia?” Wajah Halijah terangkat. Gadis cilik berusia empat belas tahun itu menoleh ke arah adiknya. Mata bagusnya menatap Ai dengan tatapan sayang. Di mata bagusnya kini terekam tangan Dus yang bengkak kemerahan dan bilur-bilur kebiruan akibat pukulan sapu lidi Ibu Jawa, Ai yang menangis keras akibat hinaan Mamak Nur karena kedapatan memakai celana dalam bekas Wening, juga mereka sekeluarga yang kerap makan bubur nasi encer yang tak mampu membuat kenyang siapa pun. Halijah mengerjapkan matanya, berharap bayangan itu segera lenyap dari pikirannya. Tapi, semakin keras ia berusaha, semakin nyata bayangan itu menghantuinya. Maka, dengan nada setenang angin sore itu, Halijah pun menjawab, “Kalau aku bisa membuat kita tidak lapar dengan menikahi laki-laki tua itu, tidak ada yang jelek dengan itu. Sama sekali tidak ada yang jelek.” Bercerita tentang kehidupan para pendatang di Kota Jayapura, Gadis Pesisir menampilkan keberagaman suku dan budaya masyarakat Indonesia pada awal 1970-an. Latar perkampungan nelayan dipilih sebagai usaha kritiknya atas perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan. Halijah, gadis cilik berdarah Bugis yang merupakan tokoh sentral cerita, menjadi representasi kehidupan anak para nelayan miskin yang tergaris nasibnya dan terbatas pilihannya.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006054480 813 NUN g Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006054482 813 NUN g Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006054487 813 NUN g Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006054492 813 NUN g Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
00006054497 813 NUN g Perpustakaan Jakarta - PDS HB Jassin
Komp Taman Ismail Marzuki Jalan Cikini Raya 73
Koleksi Umum PDS HB Jassin - Lantai 5 Fiksi Indonesia Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000844401
005 20230514035805
006 a####d##########f#
008 230514s########jkia###d##########f#ind##
020 # # $a 9786020387338
035 # # $a 0010-0523000558
040 # # $a JKPDJAK$b ind$c RDA
041 # # $a Ind
082 # # $a 813$2 [23]
084 # # $a 813 NUN g
100 0 # $a Nunuk Y. Kusmiana$e Pengarang$e Nunuk Y. Kusmiana$e Pengarang
245 1 # $a Gadis pesisir /$c Nunuk Y. Kusmiana; Editor, Sasa
250 # # $a Cetakan pertama
264 # # $a Jakarta :$b Gramedia Pustaka Utama,$c 2019
300 # # $a 340 Halaman : $b Ilustrasi ; $c 20 cm.
336 # # $a Teks$2 rdacontent
337 # # $a Tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a Volume$2 rdacarrier
520 # # $a “Kalau Kakak tidak cinta dia, kenapa Kakak mau kawin sama dia?” Wajah Halijah terangkat. Gadis cilik berusia empat belas tahun itu menoleh ke arah adiknya. Mata bagusnya menatap Ai dengan tatapan sayang. Di mata bagusnya kini terekam tangan Dus yang bengkak kemerahan dan bilur-bilur kebiruan akibat pukulan sapu lidi Ibu Jawa, Ai yang menangis keras akibat hinaan Mamak Nur karena kedapatan memakai celana dalam bekas Wening, juga mereka sekeluarga yang kerap makan bubur nasi encer yang tak mampu membuat kenyang siapa pun. Halijah mengerjapkan matanya, berharap bayangan itu segera lenyap dari pikirannya. Tapi, semakin keras ia berusaha, semakin nyata bayangan itu menghantuinya. Maka, dengan nada setenang angin sore itu, Halijah pun menjawab, “Kalau aku bisa membuat kita tidak lapar dengan menikahi laki-laki tua itu, tidak ada yang jelek dengan itu. Sama sekali tidak ada yang jelek.” Bercerita tentang kehidupan para pendatang di Kota Jayapura, Gadis Pesisir menampilkan keberagaman suku dan budaya masyarakat Indonesia pada awal 1970-an. Latar perkampungan nelayan dipilih sebagai usaha kritiknya atas perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan. Halijah, gadis cilik berdarah Bugis yang merupakan tokoh sentral cerita, menjadi representasi kehidupan anak para nelayan miskin yang tergaris nasibnya dan terbatas pilihannya.
521 # # $a Remaja
650 # 4 $a Fiksi Indonesia
700 0 # $a Sasa$e Penyunting
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a J012592/23
990 # # $a J012593/23
990 # # $a J012594/23
990 # # $a J012595/23
990 # # $a J012596/23