#

Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia

Ras Indonesia

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Zulyani Hidayah

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

303 Halaman : Ilustrasi ; 22 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9798391640

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

-

Target Pembaca

Umum

Catatan

-


Abstrak

Seandainya kita menyebut tanggal 28 Oktober 1928 sebagai Hari Lahir Bangsa Indonesia, maka kini kita tengah memperingati HUT yang ke-69. Usia 69 cukup lanjut bagi seseorang, meski mungkin terlalu muda bagi suatu bangsa. Namun kita lebih mengenal tanggal tersebut sebagai Hari Sumpah Pemuda, hari yang meng- kongkretkan kesadaran berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air satu. Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kepada kita bahwa konsep kesukubangsaan telah muncul sejak dulu, beriringan dengan kesadaran "bersatu dalam satu bangsa". Tetapi iring-iringan ini ternyata tak selalu kompak. Buktinya, kesadaran kesukubangsaan dipandang sebagai unsur pertama yang bisa membahayakan kesatuan bangsa, meskipun keterikatan emosional seseorang terhadap daerah asal, kelompok sosial, dan bahasa etnik sesungguhnya juga tak pernah dilihat sebagai hal yang negatif. Lepas dari paradoks tersebut, kita menyadari kebenaran semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Betapa sering kita mendengar, di negeri ini terdapat lebih dari 500 bahasa dengan dialeknya, yang tentu saja pernah atau masih dipakai lebih dari 500 suku bangsa atau subsuku bangsa yang tersebar di berbagai pelosok. Pembagian wilayah menjadi 27 provinsi mungkin terlalu sedikit dan terasa kurang, walau sangat membantu dalam urusan administratif. Tentang konsep kesukubangsaan yang dipergunakan dalam penyusunan ensiklopedi ini, penulis mengacu pada atribut kedaerahan serta kekhasan kehidupan kelompok dan bahasa daerah setempat. Semuanya menjelaskan dinamika pengakuan diri individu-individu dalam hubungan antarsuku bangsa pada masyarakat majemuk atau pada latar kebudayaan etnik yang lebih dominan di daerah-daerah tertentu. Hadirnya buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia ini untuk sementara cukup memenuhi keingintahuan pembaca mengenai kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan membacanya, paling tidak, kita tidak akan "kalah" jika dibandingkan dengan peneliti asing yang selama ini sering dikatakan "lebih tahu" tentang Indonesia. Buku ini memang bisa dijadikan rujukan. Tapi untuk penerbitan berikutnya akan lebih baik kalau setiap entri dijelaskan secara panjang lebar.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00006018643 R/599.981 ZUL e Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Referensi Umum - Lantai 4 Anak, Rak Tangga, Lantai 6 Storage Tangga Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000842427
005 20230315103925
006 a####g############
007 ta
008 230315#2015###########g############ind##
020 # # $a 9798391640
035 # # $a 0010-0323000590
040 # # $a JKPDJAK
041 # # $a ind
082 # # $a 599.981$2 [23]
084 # # $a R/599.981 ZUL e
100 # # $a Zulyani Hidayah
245 # # $a Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia /$c Zulyani Hidayah
264 # # $a Jakarta :$b Yayasan Pustaka Obor Indonesia,$c 2015
300 # # $a 303 Halaman : $b Ilustrasi ; $c 22 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Seandainya kita menyebut tanggal 28 Oktober 1928 sebagai Hari Lahir Bangsa Indonesia, maka kini kita tengah memperingati HUT yang ke-69. Usia 69 cukup lanjut bagi seseorang, meski mungkin terlalu muda bagi suatu bangsa. Namun kita lebih mengenal tanggal tersebut sebagai Hari Sumpah Pemuda, hari yang meng- kongkretkan kesadaran berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertanah air satu. Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kepada kita bahwa konsep kesukubangsaan telah muncul sejak dulu, beriringan dengan kesadaran "bersatu dalam satu bangsa". Tetapi iring-iringan ini ternyata tak selalu kompak. Buktinya, kesadaran kesukubangsaan dipandang sebagai unsur pertama yang bisa membahayakan kesatuan bangsa, meskipun keterikatan emosional seseorang terhadap daerah asal, kelompok sosial, dan bahasa etnik sesungguhnya juga tak pernah dilihat sebagai hal yang negatif. Lepas dari paradoks tersebut, kita menyadari kebenaran semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Betapa sering kita mendengar, di negeri ini terdapat lebih dari 500 bahasa dengan dialeknya, yang tentu saja pernah atau masih dipakai lebih dari 500 suku bangsa atau subsuku bangsa yang tersebar di berbagai pelosok. Pembagian wilayah menjadi 27 provinsi mungkin terlalu sedikit dan terasa kurang, walau sangat membantu dalam urusan administratif. Tentang konsep kesukubangsaan yang dipergunakan dalam penyusunan ensiklopedi ini, penulis mengacu pada atribut kedaerahan serta kekhasan kehidupan kelompok dan bahasa daerah setempat. Semuanya menjelaskan dinamika pengakuan diri individu-individu dalam hubungan antarsuku bangsa pada masyarakat majemuk atau pada latar kebudayaan etnik yang lebih dominan di daerah-daerah tertentu. Hadirnya buku Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia ini untuk sementara cukup memenuhi keingintahuan pembaca mengenai kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Dengan membacanya, paling tidak, kita tidak akan "kalah" jika dibandingkan dengan peneliti asing yang selama ini sering dikatakan "lebih tahu" tentang Indonesia. Buku ini memang bisa dijadikan rujukan. Tapi untuk penerbitan berikutnya akan lebih baik kalau setiap entri dijelaskan secara panjang lebar.
521 # # $a Umum
650 # # $a Ras Indonesia
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D000718/00