NU tidak ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana," kalimat yang pernah disampaikan oleh KH. Achmad Siddiq dalam mengartikan Khittah NU ini begitu populer sampai sekarang. Khittah NU dipahami sebagai upaya NU untuk berjarak dengan partai politik, meskipun tidak buta terhadap politik. Di tengah godaan politik praktis yang Iuar biasa, dari persoalan partai, pemilihan anggota dewan, Pilpres, hingga Pilkada, yang tentu saja melibatkan warga Nahdliyin sebagai warga negara untuk memilih bahkan dipilih, menegakkan Khittah NU temyata bukan hal yang mudah. Di sinilah kehadiran buku yang ditulis oleh Nur Khalik Ridwan ini sangat penting bagi para aktivis NU. Buku ini dengan cermat mengupas bagaimana Khittah NU kaitannya dengan dinamika jam'iyyah. Pembaca dibawa masuk kepada sejarah, ajaran mendasar, maupun dinamika organisasi. Tak hanya struktural, tapi juga kultural. Termasuk bagaimana seluruh badan otonom dan organisasi non-pemerintah yang ada di NU bisa bergerak bersama dalam Khittah NU; membangun negeri ini, menyebarkan Islam rahmatan Iil 'alamin. Lebih panting Iagi, dalam buku Ini juga dikupas organisasi-organisasi Iain di luar NU. Pengetahuan ini panting bagi para Nahdliyin agar dapat menjaga dan mengembangkan Aswaja an-Nahdliyyah dl tengah gencarnya pemahaman yang berbeda melalui berbagai media, bahkan masuk ke jantung-jantung NU dl desa-desa. Sungguh, buku ini penting untuk dibaca.