#

Adab Berpolitik : Nasihat Dan Hikayat Untuk Pemimpin Dan Penguasa

Islam Dan Politik

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad ; Abdul Rosyad Shiddiq (penerjemah) ; Dien Cahaya SF (penyunting) ; Nur Aly (penata isi) ; Ujang Prayana (perancang sampul)

Edisi

Cetakan I, Agustus 2020

Pernyataan Seri

Kitab kuning

Penerbitan

Jakarta : Qaf Media Kreativa, 2020

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

342 halaman ; 20 cm.

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786025547836

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

-

Target Pembaca

-

Catatan

Judul asli : at-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk|Diterjemahkan dari at-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk karya Imam al-Ghazali, tashih oleh Ahmad Syamsuddin terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut, 1988 M.


Abstrak

Seorang ulama pernah diundang seorang khalifah (raja). “Berilah aku nasihat,” pinta sang raja. Lantas sang alim bercerita: Di sebuah negeri nun jauh hidup seorang raja adil dan mencintai rakyatnya. Suatu ketika ia sakit telinga hingga tuli, lalu ia menangis. Sang penasihat bertanya, “Mengapa engkau menangis, Paduka?” “Aku menangis bukan karena sakitku, tapi karena aku tidak mampu lagi mendengarkan keluhan rakyatku yang meminta pertolongan di depan singgasanaku.” Mendengar hal itu, sang penasihat memerintahkan rakyatnya agar memakai baju merah untuk memberitahu sang raja bahwa orang tersebut sedang kesulitan.” Begitulah kisah demi kisah mengalir dalam buku ini yang diperkuat dengan petuah yang menggugah akal dan menggedor hati. Meski bukan rujukan ilmu politik bagi para penguasa, namun kandungan kitab klasik ini sarat dengan etika berpolitik yang berharga, seperti tersirat dalam judul aslinya al-Tibru al-Masbuk fi Nashihat al-Muluk (Emas yang Didesain untuk Nasihat bagi Para Penguasa). Mulanya ditujukan kepada Sultan Muhammad ibn Malik Syah dari Dinasti Saljuk, tapi isinya terus menginspirasi lintas generasi. Diulas luas dua poin utama: pertama, kekuatan akidah tauhid bagi pemimpin; kedua, keindahan moral, keadilan, keutamaan ilmu dan ulama. Krisis penguasa berakar dari krisis ulama. Ulama bisa jadi agen perubahan dalam perbaikan pemerintahan. Lewat buku ini, Imam al-Ghazali mengambil peran itu: tampil untuk reformasi moral kekuasaan pada masanya. Baginya, penguasa dan ulama merupakan dua pilar penting untuk memakmurkan masyarakat. “Seorang pemimpin adil,” kutipnya, “lebih utama daripada ahli ibadah seratus tahun.” Sebab, keadilan pemimpin merupakan prasyarat untuk kesejahteraan masyarakat, di dunia dan akhirat.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005789898 KC/297.272 ALG a Perpustakaan Jakarta - Kuningan
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. C22, Gedung Nyi Ageng Serang, Lt. 7 dan 8, Jakarta Selatan
Kuningan Validasi (KCKR) - Dalam Proses Diolah Diolah
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000833944
005 20220727020105
007 ta
020 # # $a 9786025547836
035 # # $a 0010-0722001177
040 # # $a JKPDJAK$b ind$e rda
041 1 # $a ind$h ara
082 1 4 $a 297.272$2 [23]
084 # # $a KC/297.272 ALG a
100 1 # $a al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad $c Imam$c al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad $c Imam
245 0 0 $a Adab berpolitik : $b nasihat dan hikayat untuk pemimpin dan penguasa /$c Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ; penerjemah, Abdul Rosyad Shiddiq ; penyunting, Dien Cahaya SF ; penata isi, Nur Aly ; perancang sampul, Ujang Prayana
250 # # $a Cetakan I, Agustus 2020
264 # 1 $a Jakarta :$b Qaf Media Kreativa,$c 2020
300 # # $a 342 halaman ; $c 20 cm.
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
490 # # $a Kitab kuning
500 # # $a Diterjemahkan dari at-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk karya Imam al-Ghazali, tashih oleh Ahmad Syamsuddin terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyah Beirut, 1988 M.
505 # # $t Judul asli : at-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk
520 # # $a Seorang ulama pernah diundang seorang khalifah (raja). “Berilah aku nasihat,” pinta sang raja. Lantas sang alim bercerita: Di sebuah negeri nun jauh hidup seorang raja adil dan mencintai rakyatnya. Suatu ketika ia sakit telinga hingga tuli, lalu ia menangis. Sang penasihat bertanya, “Mengapa engkau menangis, Paduka?” “Aku menangis bukan karena sakitku, tapi karena aku tidak mampu lagi mendengarkan keluhan rakyatku yang meminta pertolongan di depan singgasanaku.” Mendengar hal itu, sang penasihat memerintahkan rakyatnya agar memakai baju merah untuk memberitahu sang raja bahwa orang tersebut sedang kesulitan.” Begitulah kisah demi kisah mengalir dalam buku ini yang diperkuat dengan petuah yang menggugah akal dan menggedor hati. Meski bukan rujukan ilmu politik bagi para penguasa, namun kandungan kitab klasik ini sarat dengan etika berpolitik yang berharga, seperti tersirat dalam judul aslinya al-Tibru al-Masbuk fi Nashihat al-Muluk (Emas yang Didesain untuk Nasihat bagi Para Penguasa). Mulanya ditujukan kepada Sultan Muhammad ibn Malik Syah dari Dinasti Saljuk, tapi isinya terus menginspirasi lintas generasi. Diulas luas dua poin utama: pertama, kekuatan akidah tauhid bagi pemimpin; kedua, keindahan moral, keadilan, keutamaan ilmu dan ulama. Krisis penguasa berakar dari krisis ulama. Ulama bisa jadi agen perubahan dalam perbaikan pemerintahan. Lewat buku ini, Imam al-Ghazali mengambil peran itu: tampil untuk reformasi moral kekuasaan pada masanya. Baginya, penguasa dan ulama merupakan dua pilar penting untuk memakmurkan masyarakat. “Seorang pemimpin adil,” kutipnya, “lebih utama daripada ahli ibadah seratus tahun.” Sebab, keadilan pemimpin merupakan prasyarat untuk kesejahteraan masyarakat, di dunia dan akhirat.
521 # # $a Umat Islam
650 # 4 $a Islam dan politik
700 0 # $a Abdul Rosyad Shiddiq$e penerjemah
700 0 # $a Dien Cahaya SF$e penyunting
700 0 # $a Nur Aly$e penata isi
700 0 # $a Ujang Prayana$e perancang sampul
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D011364/22