#

Metode Kritik Ad-dakhil Fit-tafsir : Cara Mendeteksi Adanya Infiltrasi Dan Kontaminasi Dalam Penafsiran Al-Qur'an

Al Quran / Kritik, Interpretasi, Dsb.

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Muhammad Ulinnuha ; Nur Aly (penata isi) ; AM Wantoro (perancang sampul) ; Qamaruddin SF (penyunting)

Edisi

Cetakan ke-1, Januari 2019

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Qaf Media Kreativa, 2019; © 2019, Muhammad Ulinnuha

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

215 halaman ; 19 cm.

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786025547676

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

-

Target Pembaca

-

Catatan

-


Abstrak

Dalam menafsirkan Al-Qur’an, seorang mufasir kerap tersandera oleh pra-pemahaman dan latar belakang keilmuan serta ideologinya. Akibatnya, ia tidak mampu “membunyikan” Al-Qur’an secara objektif. Ketika objektivitas penafsiran tergadaikan, hasil penafsirannya akan jauh panggang dari api. Al-Qur’an tidak lagi dapat “berbicara” tentang dirinya, tapi justru semakin menjauh dari pesan-pesan universalnya. Keadaan itu kian memprihatinkan ketika di dalam kitab-kitab tafsir ditemukan sejumlah sumber data penafsiran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, semacam riwayat isra’iliyat, hadis palsu, dan pendapat para pendahulu yang tak jelas asal-usulnya. Inilah yang dikenal dengan ad-dakhîl fi at-tafsîr (infiltrasi penafsiran). Secara sederhana, ad-dakhîl dapat dipahami sebagai sebuah data yang tidak ada sangkut pautnya dengan tafsir Al-Qur’an, hanya saja dimasukkan—secara sengaja atau tidak—ke dalam kitab tafsir sehingga bagi pembaca (terutama awam) data tersebut dianggap sebagai bagian dari tafsir Al-Qur’an, padahal sejatinya tidak. Lalu bagaimana cara mengetahui adanya ad-dakhîl dalam tafsir yang kita baca? Apa saja yang bisa dikategorikan ad-dakhîl dalam tafsir? Buku ini hadir untuk menjawabnya dengan merujuk pada kitab ad-Dakhîl fi Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm karya ilmuwan Al-Qur’an Abd al-Wahhâb Fâyed (1936–1999).

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005786538 KC/297.122 6 MUH m Perpustakaan Jakarta - Kuningan
Jl. H.R. Rasuna Said, Kav. C22, Gedung Nyi Ageng Serang, Lt. 7 dan 8, Jakarta Selatan
Kuningan Validasi (KCKR) - Dalam Proses Diolah Diolah
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000833780
005 20220724110249
007 ta
020 # # $a 9786025547676
035 # # $a 0010-0722001013
040 # # $a JKPDJAK$b ind$e rda
041 0 # $a ind
082 1 4 $a 297.122 6$2 [23]
084 # # $a KC/297.122 6 MUH m
100 0 # $a Muhammad Ulinnuha
245 0 0 $a Metode kritik ad-dakhil fit-tafsir : $b cara mendeteksi adanya infiltrasi dan kontaminasi dalam penafsiran Al-Qur'an /$c Muhammad Ulinnuha ; penyunting, Qamaruddin SF ; penata isi, Nur Aly ; perancang sampul, AM Wantoro
250 # # $a Cetakan ke-1, Januari 2019
264 # # $a Jakarta :$b Qaf Media Kreativa,$c 2019
264 # 4 ,$c © 2019, Muhammad Ulinnuha
300 # # $a 215 halaman ; $c 19 cm.
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Dalam menafsirkan Al-Qur’an, seorang mufasir kerap tersandera oleh pra-pemahaman dan latar belakang keilmuan serta ideologinya. Akibatnya, ia tidak mampu “membunyikan” Al-Qur’an secara objektif. Ketika objektivitas penafsiran tergadaikan, hasil penafsirannya akan jauh panggang dari api. Al-Qur’an tidak lagi dapat “berbicara” tentang dirinya, tapi justru semakin menjauh dari pesan-pesan universalnya. Keadaan itu kian memprihatinkan ketika di dalam kitab-kitab tafsir ditemukan sejumlah sumber data penafsiran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, semacam riwayat isra’iliyat, hadis palsu, dan pendapat para pendahulu yang tak jelas asal-usulnya. Inilah yang dikenal dengan ad-dakhîl fi at-tafsîr (infiltrasi penafsiran). Secara sederhana, ad-dakhîl dapat dipahami sebagai sebuah data yang tidak ada sangkut pautnya dengan tafsir Al-Qur’an, hanya saja dimasukkan—secara sengaja atau tidak—ke dalam kitab tafsir sehingga bagi pembaca (terutama awam) data tersebut dianggap sebagai bagian dari tafsir Al-Qur’an, padahal sejatinya tidak. Lalu bagaimana cara mengetahui adanya ad-dakhîl dalam tafsir yang kita baca? Apa saja yang bisa dikategorikan ad-dakhîl dalam tafsir? Buku ini hadir untuk menjawabnya dengan merujuk pada kitab ad-Dakhîl fi Tafsîr al-Qur’ân al-Karîm karya ilmuwan Al-Qur’an Abd al-Wahhâb Fâyed (1936–1999).
521 # # $a Umat Islam
650 # 4 $a Al Quran -- Kritik, interpretasi, dsb.
700 0 # $a AM Wantoro$e perancang sampul
700 0 # $a Nur Aly$e penata isi
700 0 # $a Qamaruddin SF$e penyunting
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D011342/22