#

Lagom : Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia

Kebahagiaan / Kehidupan Sosial

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Akerstrom, Lola A. ; Aswita R. Fitriani (penerjemah) ; Krisnadi Yuliawan (penyunting)

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Renebook, 2017; © Headline Publishing Group Limited

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

ix, 244 halaman : ilustrasi ; 21 cm.

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

9786021201817

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

-

Target Pembaca

-

Catatan

bibliografi : halaman 232-233|Judul asli : Lagom : the swedish secret of living well


Abstrak

Dalam World Happiest Report, sebuah survey yang mengurutkan tingkat kebahagiaan di dunia pada tahun 2018, negara-negara Skandinavia, seperti Finlandia, Denmark, dan Swedia menempati peringkat teratas. Gaya hidup yang dijalani masyarakat di negara tersebut disebut-sebut sebagai kunci sukses mereka dalam memperoleh kebahagiaan. Tak heran beberapa waktu lalu Hygge, gaya hidup serba nyaman yang diterapkan oleh orang-orang Denmark sempat menjadi tren dan marak diikuti oleh masyarakat di Inggris. Kini giliran Lagom, gaya hidup ala masyarakat Swedia, yang menarik perhatian. Lagom yang memiliki arti not too little, not too much atau sepadan dengan istilah ?yang penting cukup? dapat dibilang merupakan kebalikan dari Hygge yang cenderung mengarah pada perilaku konsumtif. Senada dengan gaya hidup minimalis, prinsip kecukupan pada Lagom menghindari ekses dalam mengonsumsi atau memiliki sesuatu. Namun, lagom tak hanya fokus menghindari hal-hal berlebih saja. Jika dalam penerapannya, gaya hidup minimalis menghadirkan paradoks less is more, lagom justru mengutamakan moderasi atau prinsip keseimbangan. Segala sesuatu mesti cukup, tidak lebih dan kurang. Selain itu, gaya hidup lagom dapat diadopsi secara lebih mendalam dan luas bahkan menurut Anna Brones, penulis Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way, lagom patutnya diaplikasikan dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari, terutama dalam pekerjaan.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005559337 KC/158 AKE l Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Deposit - Lantai 6 KCKR lantai 6 Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000823046
005 20211019085802
007 ta
020 # # $a 9786021201817
035 # # $a 0010-1021000279
040 # # $a JKPDJAK
041 1 # $a Ind$h Eng
082 1 # $a 158$2 [23]
084 # # $a KC/158 AKE l
100 1 # $a Akerstrom, Lola A.
245 0 # $a Lagom : $b rahasia hidup bahagia orang swedia /$c Akerstrom, Lola A., Aswita R. Fitriani ; penerjemah, Krisnadi Yuliawan ; penyunting
264 # # $a Jakarta :$b Renebook,$c 2017
264 # # $a © Headline Publishing Group Limited
300 # # $a ix, 244 halaman : $b ilustrasi ; $c 21 cm.
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
500 # # $a Judul asli : Lagom : the swedish secret of living well
504 # # $a bibliografi : halaman 232-233
520 # # $a Dalam World Happiest Report, sebuah survey yang mengurutkan tingkat kebahagiaan di dunia pada tahun 2018, negara-negara Skandinavia, seperti Finlandia, Denmark, dan Swedia menempati peringkat teratas. Gaya hidup yang dijalani masyarakat di negara tersebut disebut-sebut sebagai kunci sukses mereka dalam memperoleh kebahagiaan. Tak heran beberapa waktu lalu Hygge, gaya hidup serba nyaman yang diterapkan oleh orang-orang Denmark sempat menjadi tren dan marak diikuti oleh masyarakat di Inggris. Kini giliran Lagom, gaya hidup ala masyarakat Swedia, yang menarik perhatian. Lagom yang memiliki arti not too little, not too much atau sepadan dengan istilah ?yang penting cukup? dapat dibilang merupakan kebalikan dari Hygge yang cenderung mengarah pada perilaku konsumtif. Senada dengan gaya hidup minimalis, prinsip kecukupan pada Lagom menghindari ekses dalam mengonsumsi atau memiliki sesuatu. Namun, lagom tak hanya fokus menghindari hal-hal berlebih saja. Jika dalam penerapannya, gaya hidup minimalis menghadirkan paradoks less is more, lagom justru mengutamakan moderasi atau prinsip keseimbangan. Segala sesuatu mesti cukup, tidak lebih dan kurang. Selain itu, gaya hidup lagom dapat diadopsi secara lebih mendalam dan luas bahkan menurut Anna Brones, penulis Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way, lagom patutnya diaplikasikan dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari, terutama dalam pekerjaan.
650 # # $a Kebahagiaan
650 # # $a Kehidupan Sosial
700 # # $a Aswita R. Fitriani$e penerjemah
700 # # $a Krisnadi Yuliawan$e penyunting
850 # # $a JKPDJAK
990 # # $a D002468/21