#

Tradisi Lisan Sebagai Sejarah

Folklor / Tradisi Lisan

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Astrid Reza

Edisi

-

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : Ombak, 2014

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

xxxv + 347 halaman ; 21 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

978-602-258-145-1

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Dewasa

Catatan

-


Abstrak

Menurut Francis West dari Australian National University, paling tidak ada tiga hal penting yang dilakukan oleh Jan Vansina dalam buku ini. Pertama, mendifinisikan dan mengkategorikan bukti lisan sebagai sumber sejarah, sekaligus memberikan cara agar dapat digunakan untuk menulis sejarah. Kedua, membahas hubungan praktis antara ilmu sejarah, antropologi sosial dan ilmu-ilmu relevan lainnya yang bermanfaat untuk mengumpulkan testemoni lisan. Ketiga, menyiapkan justifikasi teoretis atas koleksi dan penggunaan bukti-bukti lisan dalam penulisan sejarah. Tiga hal inilah yang kemudian menempatkan karya ini, dinobatkan sebagai buku pertama yang melakukan kajian secara sistematis terhadap persoalan seputar penulisan sejarah masyarakat yang berada di luar tradisi tertulis. Buku ini ditulis dengan baik dan elegan sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dipahami, yang disertai dengan referensi yang luas dan catatan yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu buku ini dianggap mampu memberi kontribusi yang penting dalam memahami sifat universal dari tradisi lisan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ingatan manusia. Sejauh mana perspektif historiografis Jan Vansina ini dapat diaplikasikan untuk menjelaskan dan bermanfaat bagi historiografi Indonesia? Buku ini seharusnya menyadarkan kita semua, bahwa sudah saatnya para sejarawan Indonesia mampu mengembangkan metodologi dan sentrisme historiografis yang memberi kesempatan kepada mereka yang selama ini terabaikan untuk menjadi bagian dari narasi besar sejarah Indonesia. Dapat dipastikan bahwa buku ini akan menjadi jalan masuk yang sangat penting dan mampu memberi banyak manfaat bagi perkembangan historiografi Indonesia di masa mendatang.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005349659 398.209598 VAN t Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005349660 398.209598 VAN t Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000791266
005 20210217100540
007 ta
008 210217################e##########0#ind##
020 # # $a 978-602-258-145-1
035 # # $a 0010-0221002015
082 # # $a 398.209598
084 # # $a 398.209598 VAN t
245 # # $a Tradisi Lisan sebagai Sejarah /$c Jan Vansina ; penerjemah: Astrid Reza
264 # # $a Yogyakarta :$b Ombak,$c 2014
300 # # $a xxxv + 347 halaman ; $c 21 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Menurut Francis West dari Australian National University, paling tidak ada tiga hal penting yang dilakukan oleh Jan Vansina dalam buku ini. Pertama, mendifinisikan dan mengkategorikan bukti lisan sebagai sumber sejarah, sekaligus memberikan cara agar dapat digunakan untuk menulis sejarah. Kedua, membahas hubungan praktis antara ilmu sejarah, antropologi sosial dan ilmu-ilmu relevan lainnya yang bermanfaat untuk mengumpulkan testemoni lisan. Ketiga, menyiapkan justifikasi teoretis atas koleksi dan penggunaan bukti-bukti lisan dalam penulisan sejarah. Tiga hal inilah yang kemudian menempatkan karya ini, dinobatkan sebagai buku pertama yang melakukan kajian secara sistematis terhadap persoalan seputar penulisan sejarah masyarakat yang berada di luar tradisi tertulis. Buku ini ditulis dengan baik dan elegan sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dipahami, yang disertai dengan referensi yang luas dan catatan yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu buku ini dianggap mampu memberi kontribusi yang penting dalam memahami sifat universal dari tradisi lisan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ingatan manusia. Sejauh mana perspektif historiografis Jan Vansina ini dapat diaplikasikan untuk menjelaskan dan bermanfaat bagi historiografi Indonesia? Buku ini seharusnya menyadarkan kita semua, bahwa sudah saatnya para sejarawan Indonesia mampu mengembangkan metodologi dan sentrisme historiografis yang memberi kesempatan kepada mereka yang selama ini terabaikan untuk menjadi bagian dari narasi besar sejarah Indonesia. Dapat dipastikan bahwa buku ini akan menjadi jalan masuk yang sangat penting dan mampu memberi banyak manfaat bagi perkembangan historiografi Indonesia di masa mendatang.
650 # 4 $a FOLKLOR
650 # 4 $a TRADISI LISAN
700 0 # $a Astrid Reza
740 # # $a Oral Tradition as History
990 # # $a P007169/14
990 # # $a P007170/14