#

Sukses Anak Jalanan Pertama Yang Menjadi Presiden Direktur

Biografi

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

; Ari Wulandari ; Benedicta Rini W

Edisi

cetakan 1

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : Andi, 2011

Bahasa

-

Deskripsi Fisik

xii + 164 halaman : Ilustrasi ; 21 cm

Jenis Isi

teks

Jenis Media

tanpa perantara

Penyimpanan Media

volume

ISBN

978-979-29-2471-8

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Tidak diketahui / tidak ditentukan

Catatan

-


Abstrak

Pahit. Getir. Luka. Perih. Miris. Terhina. Teraniaya. Tanpa harapan. Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan saya. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuang dalam keperihan. Sudah sering saya harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demi sesuap nasi, sering saya harus menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal suram buram yang saya alami sepanjang saya menggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkan kekuatan fisik. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itu saya hanya berusaha untuk menjadi orang kuat versi saya demi mempertahankan hidup di jalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat saya ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Seperti sebuah lentera yang saya tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran sederhana dan lugu yang saya miliki. Saya tidak pernah berpikir banyak tentang halangan dan rintangan tersebut. Keinginan saya hanya satu, bisa makan demi mempertahankan kehidupan saya agar terus berjalan. Saya tidak mau mati konyol. Saya harus survive, saya harus kuat. Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah. Dulu, dengan segala kepahitan yang saya alami sebagai anak jalanan, saya hanya merasakan betapa pedihnya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Betapa tidak menyenangkannya menjadi anak jalanan. Salah satu kategori orang-orang buangan yang tidak memiliki harapan dan masa depan. Mudah-mudahan dengan membaca kisah hidup saya, semakin banyak orang yang mau mengubah hidupnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Sesungguhnya, kesuksesan dan kebahagiaan tergantung pada diri kita masing-masing. Tidak tergantung pada orang lain. Apapun latar belakang kita, sukses adalah hak kita.

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005346455 920 SIS s Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005346456 920 SIS s Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000790565
005 20210211101146
007 ta
008 210211###########################0######
020 # # $a 978-979-29-2471-8
035 # # $a 0010-0221001314
082 # # $a 920
084 # # $a 920 SIS s
245 1 # $a Sukses Anak Jalanan Pertama Yang Menjadi Presiden Direktur /$c Siswadi, Ari Wulandari; Editor. Benedicta Rini W
250 # # $a cetakan 1
264 # # $a Yogyakarta :$b Andi,$c 2011
300 # # $a xii + 164 halaman : $b Ilustrasi ; $c 21 cm
336 # # $a teks$2 rdacontent
337 # # $a tanpa perantara$2 rdamedia
338 # # $a volume$2 rdacarrier
520 # # $a Pahit. Getir. Luka. Perih. Miris. Terhina. Teraniaya. Tanpa harapan. Segala kata yang menyakitkan, mungkin tak cukup untuk melukiskan penderitaan saya. Jangankan sekolah, untuk makan dan bertahan hidup pun harus berjuang dalam keperihan. Sudah sering saya harus rela menerima caci maki yang luar biasa kasar. Tidak terhitung, perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi. Demi sesuap nasi, sering saya harus menerima pekerjaan yang kelewat berat untuk anak-anak. Masih banyak lagi hal suram buram yang saya alami sepanjang saya menggelandang di jalanan. Di jalanan yang berlaku bukanlah hukum masyarakat yang penuh aturan dan tatakrama, tetapi hukum rimba yang mengandalkan kekuatan fisik. Siapa yang kuat, dialah yang menang. Saat itu saya hanya berusaha untuk menjadi orang kuat versi saya demi mempertahankan hidup di jalanan. Pekat dan suramnya kehidupan, sering pula membuat saya ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Seperti sebuah lentera yang saya tidak mengerti dari mana datangnya, adalah pemikiran sederhana dan lugu yang saya miliki. Saya tidak pernah berpikir banyak tentang halangan dan rintangan tersebut. Keinginan saya hanya satu, bisa makan demi mempertahankan kehidupan saya agar terus berjalan. Saya tidak mau mati konyol. Saya harus survive, saya harus kuat. Kini, semua halangan, rintangan, penderitaan, kesakitan, kepedihan, luka, air mata, pengorbanan, semuanya telah berubah menjadi lautan hikmah. Dulu, dengan segala kepahitan yang saya alami sebagai anak jalanan, saya hanya merasakan betapa pedihnya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Betapa tidak menyenangkannya menjadi anak jalanan. Salah satu kategori orang-orang buangan yang tidak memiliki harapan dan masa depan. Mudah-mudahan dengan membaca kisah hidup saya, semakin banyak orang yang mau mengubah hidupnya menuju kesuksesan dan kebahagiaan. Sesungguhnya, kesuksesan dan kebahagiaan tergantung pada diri kita masing-masing. Tidak tergantung pada orang lain. Apapun latar belakang kita, sukses adalah hak kita.
600 # 4 $a BIOGRAFI
700 0 # $a Ari Wulandari
700 0 # $a Benedicta Rini W
990 # # $a P000374/11
990 # # $a P000374/11
990 # # $a P005888/12
990 # # $a P005888/12