Jenis Bahan
Monograf
Judul Alternatif
-
Pengarang
Ali Asgari Yazdi
Edisi
Edisi 1
Pernyataan Seri
-
Penerbitan
Jakarta : Sadra international institute, 2016
Bahasa
Indonesia
Deskripsi Fisik
288 halaman : - ; 23 cm
Jenis Isi
-
Jenis Media
-
Penyimpanan Media
-
ISBN
978-602-9261-62-2
ISSN
-
ISMN
-
Bentuk Karya
Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca
Umum
Catatan
"Sejak abad ke-5 SM, keraguan seputar kemungkinan pengetahuan terhadap realitas mulai menggejala. Hal ini dipicu oleh kemunculan kaum Sofis (sophist). Lambat laun, kecenderungan ini di satu sisi semakin mendapatkan perhatian, dan di sisi lain semakin berkembang dan melahirkan varian-varian skeptis baru, bahkan hingga masa kini. Sejumlah pemikir pendukungnya pun menyuguhkan argumentasi atas klaimnya, kendatipun tidak semuanya.Penulis buku ini berupaya menjawab sejumlah dalih yang diajukan kaum Skeptisis. Dengan merujuk pada beberapa karya representatif dari pemikir-pemikir skeptis, penulis mencermati dan menelusuri dasar-dasar pandangan mereka, kemudian berusaha mengkritisinya seraya menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep dan basis argumentasi mereka. “Banyak orang, termasuk para sarjana, tidak menyadari bahwa peradaban modern melaju dengan kendaraan empirisme dan rasio instrumental di atas jalan pemikiran yang mengingkari kemampuan akal budi dalam memahami realitas dan tujuan perjalanan itu sendiri. Buku ini mendedah asumsi-asumsi dasar tiga tokoh utama pemikiran dan kebudayaan Barat modern: Rene Descartes, David Hume, dan Immanuel Kant. Muncul pertanyaan mengapa sains dan teknologi berkembang pesat di atas skeptisisme? Atau salahkah pertanyaan ini?” —Dr. Ir. Husain Heriyanto, M.Hum, Penulis buku “Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam” (Jakarta: Mizan, 2011); Dosen Program Master Studi Islam Univesitas Paramadina. “Skeptisisme sebagai aliran pemikiran yang berambisi meragukan segalanya, tentu saja bukan anak kemarin sore di jagat filsafat. Buku yang saya sunting dengan penuh optimisme ini karena begitu detail dan lugas dalam mengupas isi dan historisme skeptis, hanya ingin menunjukkan; meski terkesan berpostur kritis, Skeptisisme ditakdirkan terkungkung dalam dilema epistemologis tak berujung, yaitu hasrat menjadi realitas yang justru ingin disangkalnya terus-menerus.
Abstrak
Tidak ada data.
No. Barcode | No. Panggil | Lokasi Perpustakaan | Lokasi Ruangan | Kategori | Akses | Ketersediaan |
---|---|---|---|---|---|---|
00005330941 | 102 ALI s |
Perpustakaan Jakarta Barat - Tanjung Duren Jalan Tanjung Duren Barat Raya No. 36 |
RUANG KOLEKSI UMUM BARAT - Ruang Layanan Khusus Remaja dan Dewasa | Koleksi Umum | Dapat dipinjam | Tersedia |
00005489591 | 102 ALI s |
Perpustakaan Jakarta Barat - Tanjung Duren Jalan Tanjung Duren Barat Raya No. 36 |
RUANG KOLEKSI TANDON BARAT 2 - | Koleksi Umum | Tandon | Tersedia |
No. | Nama File | Nama File Format Flash | Format File | Aksi |
---|---|---|---|---|
Tidak ada data. |
Tag | Ind1 | Ind2 | Isi |
---|---|---|---|
001 | INLIS000000000787677 | ||
005 | 20210614031617 | ||
007 | ta | ||
008 | 210614################g##########0#ind## | ||
020 | # | # | $a 978-602-9261-62-2 |
035 | # | # | $a 0010-0121001232 |
082 | # | # | $a 102 |
084 | # | # | $a 102 ALI s |
100 | 0 | # | $a Ali Asgari Yazdi |
245 | 1 | # | $a Sejarah skeptisisme : $b Jatuh bangun paham keraguan atas kebenaran /$c Ali Asgari Yazdi |
250 | # | # | $a Edisi 1 |
260 | # | # | $a Jakarta :$b Sadra international institute,$c 2016 |
300 | # | # | $a 288 halaman : $b - ; $c 23 cm |
500 | # | # | $a "Sejak abad ke-5 SM, keraguan seputar kemungkinan pengetahuan terhadap realitas mulai menggejala. Hal ini dipicu oleh kemunculan kaum Sofis (sophist). Lambat laun, kecenderungan ini di satu sisi semakin mendapatkan perhatian, dan di sisi lain semakin berkembang dan melahirkan varian-varian skeptis baru, bahkan hingga masa kini. Sejumlah pemikir pendukungnya pun menyuguhkan argumentasi atas klaimnya, kendatipun tidak semuanya.Penulis buku ini berupaya menjawab sejumlah dalih yang diajukan kaum Skeptisis. Dengan merujuk pada beberapa karya representatif dari pemikir-pemikir skeptis, penulis mencermati dan menelusuri dasar-dasar pandangan mereka, kemudian berusaha mengkritisinya seraya menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep dan basis argumentasi mereka. “Banyak orang, termasuk para sarjana, tidak menyadari bahwa peradaban modern melaju dengan kendaraan empirisme dan rasio instrumental di atas jalan pemikiran yang mengingkari kemampuan akal budi dalam memahami realitas dan tujuan perjalanan itu sendiri. Buku ini mendedah asumsi-asumsi dasar tiga tokoh utama pemikiran dan kebudayaan Barat modern: Rene Descartes, David Hume, dan Immanuel Kant. Muncul pertanyaan mengapa sains dan teknologi berkembang pesat di atas skeptisisme? Atau salahkah pertanyaan ini?” —Dr. Ir. Husain Heriyanto, M.Hum, Penulis buku “Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam” (Jakarta: Mizan, 2011); Dosen Program Master Studi Islam Univesitas Paramadina. “Skeptisisme sebagai aliran pemikiran yang berambisi meragukan segalanya, tentu saja bukan anak kemarin sore di jagat filsafat. Buku yang saya sunting dengan penuh optimisme ini karena begitu detail dan lugas dalam mengupas isi dan historisme skeptis, hanya ingin menunjukkan; meski terkesan berpostur kritis, Skeptisisme ditakdirkan terkungkung dalam dilema epistemologis tak berujung, yaitu hasrat menjadi realitas yang justru ingin disangkalnya terus-menerus. |
990 | # | # | $a B020768/19 |
990 | # | # | $a B020772/19 |