#

I Shall Not Hate : Kisah Seorang Dokter Palestina Memperjuangkan Perdamaian Tanpa Dendam Dan Kebencian

Pasifisme

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Istiani Prajoko (Pengarang) ; Esti A Budihabsari (Pengarang)

Edisi

Cetakan 1

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Jakarta : Qanita, 2011

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

380 halaman : Ilustrasi ; 21 cm

Jenis Isi

Teks

Jenis Media

Tanpa Perantara

Penyimpanan Media

Volume

ISBN

978-602-9225-22-8

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Dewasa

Catatan

-


Abstrak

Biarlah putri-putriku menjadi korban terakhir demi perdamaian. “Seperti orang-orang lainnya, kami semua tidur bersama di satu ruangan. Kami mengatur sebagian anak tidur di sisi sebuah dinding, dan anak-anak lain di sisi dinding yang lainnya, supaya seandainya terkena serangan, kami tidak mati seluruhnya.” Januari 2009, saat Hamas dan Israel tak kunjung mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Gaza, roket menghantam rumah Izzeldin Abuelaish. Menewaskan tiga putri dan satu keponakannya. Peristiwa itu tak hanya mengguncang keluarga Izzeldin, tetapi juga seluruh dunia. Lahir dan tumbuh sebagai orang Palestina yang terjajah Israel, Izzeldin tak pernah menaruh dendam. Dokter ahli kandungan ini bahkan bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Israel, dihormati para koleganya, baik orang Israel maupun Palestina. Dengan tulus, dia merawat semua pasien, baik orang Palestina maupun Israel. Banyak wanita Israel memercayakan kelahiran bayi mereka padanya. Namun kemudian, pihak militer Israel mengebom rumahnya. Izzeldin, yang baru saja berduka akibat kematian sang istri, harus kehilangan tiga putrinya. Mampukah Izzeldin tetap percaya pada kemungkinan perdamaian kedua bangsa yang selama ini dia perjuangkan? Setelah putri-putrinya sendiri menjadi korban perang, mampukah dia mengalahkan duka, amarah, dan dendam untuk terus menapak di jalan perdamaian? “Dokter Abuelaish menunjukkan keteladanan luar biasa, dengan kemampuan memaafkan dan semangat rekonsiliasi yang bisa menjadi landasan perdamaian ….” —Jimmy Carter, penerima Nobel Perdamaian

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005328491 920 ABU i Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005328492 920 ABU i Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005561933 923.6 ABU i Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
PERPUS CILINCING--RUANG KOLEKSI UMUM - Perpustakaan Cilincing lantai 2 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
00005565443 923.6 ABU i Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
PERPUS CILINCING--RUANG KOLEKSI UMUM - Perpustakaan Cilincing lantai 2 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
00005573147 923.6 ABU i Perpustakaan Jakarta Utara - Koja
Jl. Logistik Raya No. 2 Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara
PERPUS CILINCING--RUANG KOLEKSI UMUM - Perpustakaan Cilincing lantai 2 Koleksi Umum Baca di tempat Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000787012
005 20211013013349
007 ta
008 211013################e##########0#ind##
020 # # $a 978-602-9225-22-8
035 # # $a 0010-0121000567
082 # # $a 920
084 # # $a 920 ABU i
084 # # $a 923.6 ABU i
084 # # $a 923.6 ABU i
245 # # $a I Shall Not Hate : $b Kisah Seorang Dokter Palestina Memperjuangkan Perdamaian Tanpa Dendam dan kebencian /$c Izzeldin Abuelaish; Penerjemah. Istiani Prajoko; Penyunting. Esti A Budihabsari
250 # # $a Cetakan 1
264 # # $a Jakarta :$b Qanita,$c 2011
300 # # $a 380 halaman : $b Ilustrasi ; $c 21 cm
336 # # $a Teks$2 rdacontent
337 # # $a Tanpa Perantara$2 rdamedia
338 # # $a Volume$2 rdacarrier
520 # # $a Biarlah putri-putriku menjadi korban terakhir demi perdamaian. “Seperti orang-orang lainnya, kami semua tidur bersama di satu ruangan. Kami mengatur sebagian anak tidur di sisi sebuah dinding, dan anak-anak lain di sisi dinding yang lainnya, supaya seandainya terkena serangan, kami tidak mati seluruhnya.” Januari 2009, saat Hamas dan Israel tak kunjung mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Gaza, roket menghantam rumah Izzeldin Abuelaish. Menewaskan tiga putri dan satu keponakannya. Peristiwa itu tak hanya mengguncang keluarga Izzeldin, tetapi juga seluruh dunia. Lahir dan tumbuh sebagai orang Palestina yang terjajah Israel, Izzeldin tak pernah menaruh dendam. Dokter ahli kandungan ini bahkan bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Israel, dihormati para koleganya, baik orang Israel maupun Palestina. Dengan tulus, dia merawat semua pasien, baik orang Palestina maupun Israel. Banyak wanita Israel memercayakan kelahiran bayi mereka padanya. Namun kemudian, pihak militer Israel mengebom rumahnya. Izzeldin, yang baru saja berduka akibat kematian sang istri, harus kehilangan tiga putrinya. Mampukah Izzeldin tetap percaya pada kemungkinan perdamaian kedua bangsa yang selama ini dia perjuangkan? Setelah putri-putrinya sendiri menjadi korban perang, mampukah dia mengalahkan duka, amarah, dan dendam untuk terus menapak di jalan perdamaian? “Dokter Abuelaish menunjukkan keteladanan luar biasa, dengan kemampuan memaafkan dan semangat rekonsiliasi yang bisa menjadi landasan perdamaian ….” —Jimmy Carter, penerima Nobel Perdamaian
600 # 4 $a PASIFISME
700 0 # $a Esti A Budihabsari$e Pengarang
700 0 # $a Istiani Prajoko$e Pengarang
990 # # $a P002416/11
990 # # $a P002417/11
990 # # $a U000554/12
990 # # $a U000555/12
990 # # $a U000557/12