#

Dosa-Dosa Nurdin Halid : (Ketua Umum PSSI)

Sosial

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Antonius Sigit Suryanto

Edisi

Cetakan 1

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : Galang Press, 2011

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

278 halaman : Ilustrasi ; 22 cm

Jenis Isi

Teks

Jenis Media

Tanpa Perantara

Penyimpanan Media

Volume

ISBN

978-602-8174-54-1

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Bukan fiksi atau tidak didefinisikan

Target Pembaca

Dewasa

Catatan

-


Abstrak

Garuda di dadaku, Garuda kebangganku, Kuyakin hari ini pasti menang!' Lagu penyemangat timnas merah putih itu menggetarkan stadion Gelora Bung Karno. Sekitar 100 ribu penonton yang memadati stadion kebanggaan Indonesia pada perhelatan ajang AFF Suzuki Cup 2010 mengumandangkan lagu itu.Tak hanya di dalam stadion, di penjuru tanah air pun, semua kalayak lintas generasi bersorak mengusung nyanyian serupa. Euforia itu menciptakan atmosfer layaknya macan mengaum yang praktis membuat nyali lawan menciut. Itulah daya magis sepak bola! Semua tumpah ruah membela timnas. Secara serentak, nasionalisme Merah Putih bangkit. Padahal di hari hari biasa, publik kecewa berat dengan sepak terjang para petinggi dan penguasa negeri ini yang masih saja doyan korupsi, akibatnya publik merasa malu dengan tanah air mereka sendiri karena masih saja bergeming menduduki peringkat atas negara terkorup di dunia. Sungguh sebuah fenomena introspektif bahwa sepak bola menjadi wahana pemersatu kebhinekaan. Buktinya, nasionalisme merah putih justru menggelora manakala sepak bola Indonesia berlaga di pentas FIFA. Mereka mengusung panji-panji merah putih, menyuarakan bunyi-bunyian, menyanyikan yel-yel hingga lagu nasional. Tapi sayangnya, prestasi timnas lagi-lagi berujung pada antiklimaks. Terang saja, bola panas jebloknya prestasi timnas itu berada di tangan PSSI. Para pencinta bola Indonesia naga-naganya sudah muak dengan kepemimpinan Nurdin Halid. Selama Nurdin bertengger di singgasana sebagai Ketum, PSSI kehilangan pijakan. Masyarakat marah karena Nurdin tidak profesional dan gagal membangun persepakbolaan Indonesia. PSSI malah disulap menjadi gudang mafia. Terbukti dengan ditemukannya indikasi praktik pengaturan skor, pungutan tiket, sistem kompetisi yang sarat akan politik uang, dan celakanya lagi Nurdin sampai hati memelintir aturan FIFA demi melanggengkan posisinya sebagai Ketum, meski jelas-jelas keabsahannya cacat di mata hukum karena ia pernah dipenjara. Para pencinta sepak bola Indonesia menuntut Nurdin turun, meski Nurdin menolak untuk lengser. Rapor merah Nurdin berikut solusi membangun PSSI diuraikan secara faktual dalam Buku 'Dosa-Dosa' Nurdin Halid (ketua umum PSSI) yang ditulis oleh Erwiyantoro (wartawan senior olahraga). Sekali lagi, buku ini tidak bermaksuh menghakimi. Penulis memiliki bukti-bukti kuat bahwa reputasi Nurdin selama memimpin PSSI tidak layak untuk diteladani. Buku ini bertujuan untuk menyindir Nurdin, memberikan solusi membangun untuk PSSI, serta membesarkan hati para pencinta sepak bola Indonesia supaya tetap optimistis bahwa suatu saat nanti Garuda pasti menang!

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005322099 900 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005322100 900 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005322101 900 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005357879 927.9 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005357880 927.9 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005357881 927.9 ERW d Perpustakaan Jakarta Pusat - Petojo Enclek
Jl. Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat
RUANG KOLEKSI UMUM PUSAT - Ruang Baca Untuk Koleksi Umum Koleksi Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000785597
005 20210223020541
007 ta
008 210223################e##########0#ind##
020 # # $a 978-602-8174-54-1
035 # # $a 0010-1220001649
082 # # $a 900
084 # # $a 900 ERW d
084 # # $a 927.9 ERW d
245 # # $a Dosa-Dosa Nurdin Halid : $b (Ketua Umum PSSI) /$c Erwiyantoro; Penyunting. Antonius Sigit Suryanto
250 # # $a Cetakan 1
264 # # $a Yogyakarta :$b Galang Press,$c 2011
300 # # $a 278 halaman : $b Ilustrasi ; $c 22 cm
336 # # $a Teks$2 rdacontent
337 # # $a Tanpa Perantara$2 rdamedia
338 # # $a Volume$2 rdacarrier
520 # # $a Garuda di dadaku, Garuda kebangganku, Kuyakin hari ini pasti menang!' Lagu penyemangat timnas merah putih itu menggetarkan stadion Gelora Bung Karno. Sekitar 100 ribu penonton yang memadati stadion kebanggaan Indonesia pada perhelatan ajang AFF Suzuki Cup 2010 mengumandangkan lagu itu.Tak hanya di dalam stadion, di penjuru tanah air pun, semua kalayak lintas generasi bersorak mengusung nyanyian serupa. Euforia itu menciptakan atmosfer layaknya macan mengaum yang praktis membuat nyali lawan menciut. Itulah daya magis sepak bola! Semua tumpah ruah membela timnas. Secara serentak, nasionalisme Merah Putih bangkit. Padahal di hari hari biasa, publik kecewa berat dengan sepak terjang para petinggi dan penguasa negeri ini yang masih saja doyan korupsi, akibatnya publik merasa malu dengan tanah air mereka sendiri karena masih saja bergeming menduduki peringkat atas negara terkorup di dunia. Sungguh sebuah fenomena introspektif bahwa sepak bola menjadi wahana pemersatu kebhinekaan. Buktinya, nasionalisme merah putih justru menggelora manakala sepak bola Indonesia berlaga di pentas FIFA. Mereka mengusung panji-panji merah putih, menyuarakan bunyi-bunyian, menyanyikan yel-yel hingga lagu nasional. Tapi sayangnya, prestasi timnas lagi-lagi berujung pada antiklimaks. Terang saja, bola panas jebloknya prestasi timnas itu berada di tangan PSSI. Para pencinta bola Indonesia naga-naganya sudah muak dengan kepemimpinan Nurdin Halid. Selama Nurdin bertengger di singgasana sebagai Ketum, PSSI kehilangan pijakan. Masyarakat marah karena Nurdin tidak profesional dan gagal membangun persepakbolaan Indonesia. PSSI malah disulap menjadi gudang mafia. Terbukti dengan ditemukannya indikasi praktik pengaturan skor, pungutan tiket, sistem kompetisi yang sarat akan politik uang, dan celakanya lagi Nurdin sampai hati memelintir aturan FIFA demi melanggengkan posisinya sebagai Ketum, meski jelas-jelas keabsahannya cacat di mata hukum karena ia pernah dipenjara. Para pencinta sepak bola Indonesia menuntut Nurdin turun, meski Nurdin menolak untuk lengser. Rapor merah Nurdin berikut solusi membangun PSSI diuraikan secara faktual dalam Buku 'Dosa-Dosa' Nurdin Halid (ketua umum PSSI) yang ditulis oleh Erwiyantoro (wartawan senior olahraga). Sekali lagi, buku ini tidak bermaksuh menghakimi. Penulis memiliki bukti-bukti kuat bahwa reputasi Nurdin selama memimpin PSSI tidak layak untuk diteladani. Buku ini bertujuan untuk menyindir Nurdin, memberikan solusi membangun untuk PSSI, serta membesarkan hati para pencinta sepak bola Indonesia supaya tetap optimistis bahwa suatu saat nanti Garuda pasti menang!
600 # 4 $a SOSIAL
700 0 # $a Antonius Sigit Suryanto
990 # # $a P000292/12
990 # # $a P000293/12
990 # # $a P000294/12
990 # # $a P000528/12
990 # # $a P000529/12
990 # # $a P000530/12