#

Tata Kelola Pariwisata-Bencana Berbasis Collaborative Governance

Panduan Pariwisata

Jenis Bahan

Monograf

Judul Alternatif

-

Pengarang

Muchammad Zaenuri

Edisi

Cet.1

Pernyataan Seri

-

Penerbitan

Yogyakarta : Explore, 2018

Bahasa

Indonesia

Deskripsi Fisik

xix, 404 halaman : ilustrasi ; 16 cm

Jenis Isi

-

Jenis Media

-

Penyimpanan Media

-

ISBN

978-979-19417-4-7

ISSN

-

ISMN

-

Bentuk Karya

Tidak ada kode yang sesuai

Target Pembaca

Dewasa

Catatan

-


Abstrak

Wacana tentang pariwisata-bencana (disaster tourism) mengundang kontraversi tersendiri, banyak kalangan merasa keberatan dan mempunyai persepsi negatif terhadap wacana tersebut. Wacana ini terkesan tidak etis karena seolah-olah wisata-bencana itu identik dengan bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Akan tetapi kalau dilihat dari kondisi riil yang ada di Indonesia, sebagian besar obyek dan daya tarik wisata (ODTW) rentan terhadap bencana, dan tidak bisa dipungkiri bahwa pasca terjadinya bencana membawa keunikan tersendiri bagi ODTW sehingga menarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Peristiwa pasca erupsi Merapi menjadi “cerita” yang menarik untuk disampaikan, karena begitu dinyatakan aman oleh BMKG, berbodong-bondong para wisatawan mengunjungi kawasan lereng Merapi, dalam hal ini pemerintah maupun masyarakat setempat tidak siap untuk menerima dan memberikan pelayanan kepada wisatawan. Dari pengalaman tersebut patut dicari solusinya dengan menggunakan pendekatan yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Dari perspektif Administrasi Publik dapat dikemukakan dengan pendekatan tata kelola yang bersifat kolaboratif (collaborative governance). Pendekatan ini dibangun atas dasar visi bersama, partisipasi, jejaring dan kemitraan diantara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Buku ini akan memberi nuansa yang berbeda terhadap pembahasan pariwisata-bencana, karena pendekatan yang dipakai merupakan paradigma mutakhir dalam administrasi publik, sehingga buku ini bisa dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa dan praktisi karena didalamnya mencakup konsep, analisis dan aplikasi collaborative governance pada tata kelola pariwisata-bencana graha ilmu

No. Barcode No. Panggil Lokasi Perpustakaan Lokasi Ruangan Kategori Akses Ketersediaan
00005556862 910.2 MUC t Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5 Storage Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005556864 910.2 MUC t Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5 Storage Umum Dapat dipinjam Tersedia
00005556869 910.2 MUC t Perpustakaan Jakarta - Cikini
Jln. Cikini Raya No. 73, Komplek Taman Ismail marzuki, Jakarta Pusat
Cikini Umum - Lantai 4 dan Lantai 5 Storage Umum Dapat dipinjam Tersedia
No. Nama File Nama File Format Flash Format File Aksi
Tidak ada data.
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000779134
005 20211006092350
007 ta
008 211006################e##########|#ind##
020 # # $a 978-979-19417-4-7
035 # # $a 0010-1019000550
082 # # $a 910,2
084 # # $a 910.2 MUC t
100 0 # $a Muchammad Zaenuri
245 1 # $a Tata Kelola Pariwisata-Bencana Berbasis Collaborative Governance /$c Muchamad Zaenuri
250 # # $a Cet.1
260 # # $a Yogyakarta :$b Explore,$c 2018
300 # # $a xix, 404 halaman : $b ilustrasi ; $c 16 cm
520 # # $a Wacana tentang pariwisata-bencana (disaster tourism) mengundang kontraversi tersendiri, banyak kalangan merasa keberatan dan mempunyai persepsi negatif terhadap wacana tersebut. Wacana ini terkesan tidak etis karena seolah-olah wisata-bencana itu identik dengan bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Akan tetapi kalau dilihat dari kondisi riil yang ada di Indonesia, sebagian besar obyek dan daya tarik wisata (ODTW) rentan terhadap bencana, dan tidak bisa dipungkiri bahwa pasca terjadinya bencana membawa keunikan tersendiri bagi ODTW sehingga menarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. Peristiwa pasca erupsi Merapi menjadi “cerita” yang menarik untuk disampaikan, karena begitu dinyatakan aman oleh BMKG, berbodong-bondong para wisatawan mengunjungi kawasan lereng Merapi, dalam hal ini pemerintah maupun masyarakat setempat tidak siap untuk menerima dan memberikan pelayanan kepada wisatawan. Dari pengalaman tersebut patut dicari solusinya dengan menggunakan pendekatan yang melibatkan pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Dari perspektif Administrasi Publik dapat dikemukakan dengan pendekatan tata kelola yang bersifat kolaboratif (collaborative governance). Pendekatan ini dibangun atas dasar visi bersama, partisipasi, jejaring dan kemitraan diantara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta. Buku ini akan memberi nuansa yang berbeda terhadap pembahasan pariwisata-bencana, karena pendekatan yang dipakai merupakan paradigma mutakhir dalam administrasi publik, sehingga buku ini bisa dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa dan praktisi karena didalamnya mencakup konsep, analisis dan aplikasi collaborative governance pada tata kelola pariwisata-bencana graha ilmu
650 # 4 $a Panduan Pariwisata
990 # # $a D007498/18
990 # # $a D007499/18
990 # # $a D007500/18